BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu bimbingan dan konseling di SD adalah bimbingan bagi Anak Cerdas Berbakat. Pelaksaan bimbingan Anak Cerdas Berbakat merupakan amanah rakyat yang dituangkan dalam GBHN 1993 dan UU nomor 2 tahun 1998 tentang sistem pendidikan nasional.oleh karena itu, pemahaman tentang siapa Anak Cerdas Berbakat hendaknya multi dimensional. Oleh kerena itu, penghampiran pengertian Anak Cerdas Berbakat hendaknya menyeluruh.
Bimbingan bagi Anak Cerdas Berbakat hendaknya mengacu pada karakteristik dan kebutuhan murid itu sendiri. Pemahaman akan kebutuhan dan karakteristik anak cerdas berbakat merupakan fondasi bagi guru dalam memberikan bimbingan bagi anak cerdas berbakat. Berbagai bentuk program pengembangan muruid cerdas dan berbakat, salah satu diantaranya dapat di dekati dari bimbingan dan konseling tekhnik bimbingan merupakan alternatif yang dapat diterapkan dalam mengembangkan kemampuan Anak Cerdas Berbakat. Penyelenggaraan kelas unggulan di SD yang telah di rintis sejak tahu ajaran 1996/1997. Merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mengembangkan anak cerdas berbakat, khususnya bakat akademik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian dalam latar belakang di atas, maka rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah anak cerdas berbakat itu?
2. Bagaimana ciri-ciri/karakteristik murid cerdas berbakat?
3. Bagaimana penyelenggaraan pendidikan bagi murid cerdas berbakat?
4. Bagaimanakah teknik bimbingan bagi murid cerdas berbakat?
5. Bagaimana penyelenggaraan kelas unggulan sebagai model bimbingan bagi murid cerdas berbakat?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan Penyusunan makalah bimbingan bagi anak cerdas dan berbakat ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui anak cerdas berbakat itu?
2. Untuk mengetahui ciri-ciri/karakteristik murid cerdas berbakat?
3. Untuk mengetahui penyelenggaraan pendidikan bagi murid cerdas berbakat?
4. Untuk mengetahui teknik bimbingan bagi murid cerdas berbakat?
5. Untuk mengetahui penyelenggaraan kelas unggulan sebagai model bimbingan bagi murid cerdas berbakat?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Anak Cerdas Berbakat
Guna menjawab siapa murid yang cerdas dan berbakat memang bukan hal yang mudah, bergantung pada filosofis, defenisi, penentuan presentase, prosedur, seting/adegan, model dan model pengayaan yang digunakan. Sampai sekarang belum ada defenisi tunggal dan sulit untuk dirumuskan yang mencakup seluruh pengertian anak berbakat, bahkan istilah anak berbakat diterjemahkan dari “gifted child“ masih nampak digunakan dalam berbagai sebutan. Bakat adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang “interent” dalam diri seseorang di bawa sejak lahir dan terkait erat dengan struktur otak. Secara genetis struktur otak itu sangat ditentukan oleh caranya lingkungan berinteraksi dengan anak manusia itu. Salah satu ciri yang paling umum diterima sebagai sirinak berbakat ialah memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dari pada anak normal, sebagaimana diukur oleh alat ukur kecerdasan yang sudah baku.
Sementara itu ada pandangan lain, dan pandangan ini lebih banyak dianut, yang cenderung menekankan bahwa masalah keberbakatan harus didekati dari sudut pandang berdemensi ganda. Menurut pandangan ini keberbakatan tidak hanya ditinjau dari segi kecerdasan tapi juga dilihat dari segi prestasi, kreativitas dan karakteristik pribadi dan sosial lainnya. Pengertian Anak Cerdas Berbakat menurut dokumen resmi pemerintahan digunakan istilah yang berbeda.
Istilah murid berbakat merupakan terjemahan dari “gifted” yang berarti kemampuan intelektual tinggi. Jadi murid berbakat adalah murid yang memiliki kemampuan intelektual atau taraf inteligensi yang unggul. Dengan keunggulan ini ia di harapkan memiliki peluang besar untuk mencapai prestasi tinggi dan menonjol didalam bidang pekerjaanya. (Adni Hakim Nasution dalam S.C Utami Munadar, 1985:4).
Sedangkan Clark (1988:6) mengatakan bahwa murid cerdas berbakat ialah anak-anak yang menampilkan kapabilitas unjuk kerja yang tinggi dalam bidang-bidang seperti intelektual, krestif, artistik, kepemimpinan, kemampuan, atau lapangan-lapangan akademik tertentu, dan memerlukan, layanan-layanan atau kegiatan-kegiatan yang tidak biasa di sediakan oleh sekolah dalam rangka untuk mengembangkan kemampuanny secara penuh.
Menurut skala yang dibuat oleh Wechsler, murid cerdas berbakat adalah murid yang memiliki taraf intelegensi 130 atau lebih, yang di bedakan atas luar biasa cerdas atau gifted (IQ 145 ke atas) dan sanagat cerdas atau superior (IQ 130-144). Yang banyaknya 2,5% dari banyaknya murid.
Berdasarkan uraian di atas jelaslah yang di maksud murid cerdas berbakat adalah murid yang memiliki taraf intelegensi sangat tinggi, serta memiliki tingkat kreativitas yang tinggi pula, dan dengan kemampuanya memungkinkan bagi dirinya berhasil dengan baik dalam pekerjaan atau karirnya. Murid seperti ini umumnya memerlukan program khusus yang terencana selain dari program umumnya biasanya di laksanakan di sekolahuntuk pengembangan kemampuanya.
B. Karakteristik dan Kebutuhan Anak Cerdas Berbakat
Perbedaan program pendidikan Anak Cerdas Berbakat dengan anak biasa bukan sekedar berbeda tetapi secara kualitatif memang harus berbeda. Perbadaan kualitatif ini mutlak perlu karena anak Anak Cerdas Berbakat memiliki karakteristik dan kebutuhan serta permasalahan yang berbeda dari peserta didik biasanya. Sekalipun pengembangan program pendidikan untuk peserta didik Anak Cerdas Berbakat akan menyangkut berbagai pertimbangan aspek filosofis, tujuan pendidikan peserta didik Anak Cerdas Berbakat.
Anak cerdas berbakat pada umumnya umumnya memiliki karakteristik seperti berikut:
1. Membaca pada usia lebih muda
2. Membaca lebih cepat dan lebih banyak
3. Memiliki perbendaharaan yang luas
4. Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat
5. Mempunyai minat yang luas, juga terhadap masalah orang dewasa
6. Mempunyai inisiatif dan dapat bekerja sendiri
7. Menunjukan keaslian dalam ungkapan variable
8. Memberi jawaban – jawaban yang baik
9. Dapat memberikan banyak gagasan
10. Luwes dalam berfikir
11. Terbuka terhadap rangsangan – rangsangan dari lingkungan
12. Mempunyai pengamatan yang tajam
13. Dapat berkonsentrasi untuk jangka waktu yang panjang, terutama terhadap tugas atau bidang yang diminati
14. Berpikir kritis, juga terhadap diri sendiri
15. Senang mencoba hal – hal yang baru
16. Mempunyai daya abstraksi, konseptualisasi, dan sintesis yang tinggi
17. Senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan – pemecahan masalah
18. Cepat menangkap hubungan sebab akibat
19. Berperilaku terarah pada tujuan
20. Menpunyai daya imajinasi yang kuat
21. Mempunyai banyak kegemaran
22. Mempunyai daya ingat yang kuat
23. Tidak cepat kuat dengan pretasinya
24. Peka serta menggunakan firasat
25. Menginginkan kebebasan dalam gerkan dan tindakan
Clark mengemukakan secara kualitatif anak Anak Cerdas Berbakat menunjukkan karakteristik yang berbeda dari anak normal dalam aspek kognitif, afektif, sensasi fisik, intuisi, dan kemasyarakatan. Dalam upaya pengembangan model program pendidikan yang kondusif bagi Anak Cerdas Berbakat perlu dilakukan analisis kebutuhan dan permasalahan perkembangan yang mungkin muncul dari aspek yang disebutkan diatas serta implikasinya bagi pengembangan program pendidikan.
1. Perkembangan fisik
Selama usia sekolah, anak berbakat sangat mungkin mengalami kesenjangan antara perkembangan fisik dan intelektual dan sekolah secara tak sengaja mungkin menghambat aktifitas mereka. Apabila perkembangan intelektualnya lebih cepat dari pada perkembangan fisik maka anak akan merasa tidak adekuat secara fisik. Sementara jika tuntutan sensasi fisik kurang menantang akan menjadikan anak berbakat kurang tertarik dan tak memperoleh kepuasan melakukan kompetisi di dalam kelompok sebaya.
Melihat karakteristik dan kebutuhan fisik anak berbakat, maka program pendidikan bagi mereka sepatutnya mempertimbangkan kebutuhan untuk melakukan aktifitas yang memungkinkan terjadinya interaksi dan asimilasi dan sensorik, apresiasi kapasitas fisik, menjelajahi aktifitas fisik yang menimbulkan kesenangan. Kepuasan, menjelajahi aktifitas yang mengarah kepada keterpaduan antara pikiran dan badan.
2. Perkembangan kognitif
Para ahli dengan hasil penelitiannya ( thompson, berger, berry, dan mac. lean ) menunjukkan secara biologis memang ada perbedaan struktur otak antara anak berbakat dengan anak normal. Anak berbakat mampu kedua belahan otak kiri dan kanan sebagai alat berfikir dan seluruh fungsi-fungsi lain. Secara terintegritas sehingga mewujudkan perilaku kreatif.
Berbagai karakteristik perkembangan kognitif anak berbakat menunjukkan kemudahan yang dimilikinya dalam belajar. Namun, hendaknya ciri itu tidak menjadikan kita berfikir bahwa anak berbakat akan selalu mudah untuk menjadi peserta didik terpadani di kelasnya. Apabila karakteristik tersebut tidak tersalurkan sebagaimana mestinya maka tak mustahil muncul masalah – masalah perkembangan.
Perkembangan kognitif anak berbakat juga disertai dengan kemampuan intuitif yang akan mengarahkan kepada pemunculan prilaku kreatif. Kreativitas adalah ekspresi tertinggi dari keberbakatan. Kaitan intuisi dengan prilaku kreatif ialah bahwa fungsi intuisi berperan dalam pemunculan inisiatif, imajinatif, dan wawasan bertindak yang mengarah kepada prilaku kreatif. Para ahli yang menekuni kreativitas tampaknya cenderung menyimpulkan bahwa prilaku kreatif merupakan integrasi fungsi – fungsi fisik maupun psikis dan bukan semata – mata prilaku intelektual.
Keunikan intuisi anak berbakat ditandai dengan kecenderungan untuk terlibat dan peduli terhadap pengetahuan intuitif dan fenomena – fenomena metafisik, terbuka terhadap pengalaman – pengalaman metafisi, dan menunjukkan prilaku kreatif dalam banyak hal. Karena kekuatan imajinatif yang luar biasa. Sehingga bisa menimbulkan cemoohan sesamanya atau tidak mendapatkan tanggapan serius dari orang lain yang lebih tua usianya karena di pandang berperilaku aneh, menyimpang, dan dianggap sebagai pembuat kekacauan.
3. Perkembangan Emosi
Karakteristik kemampuan kognitif yang tinggi pada anak berbakat dan kepekaannya terhadap dunia sekitar menjadikan anak berbakat memiliki akumulasiinformasi yang banyak.apabila dengan fungsi kognitif dia mampu mengolah informasi dan menumbuhkan kesadaran akan diri dan dunianya akan menjadikan anak berbakat menunjukkan perkembangan emosi yang lebih matang dan stabil. Kesadaran yang tinggi ini akan disertai dengan perasaan yang berbeda dari murid yang lain Di sisi lain karakteristik kognitif yang tinggi belum tentu di sertai dengan terjadinya perkembangan emosi yang tinggi pula. Akumulasi informasi yang terjadi pada anak berbakat karena sensitifitas atau kepekaannya terhadap dunia sekitar mungkin tidak mencuat ke kesadaran. anak berbakat serinakali menunjukkan harapan yang tinggi terhadap dirinya maupun orang lain. Karena harapan ini tidak selalu disertai dengan kesadran diri, maka tidak jarang menbawa dirinya menjadi frustasi terhadap dirinya, orang lain maupun situasi.
Karakteristik kehidupan emosi murid berbakat separti itu menghendaki keseimbangan dengan pengembangan fungsi kognitif yang ada pada dirinya untuk mengembangkan kesadaran akan dunianya.jika tidak, maka prilaku bermasalah yang mungkin muncul adalah rawan terhadap kritikan orang lain, kebutuhan untuk diakui yang berlebihan , bersikap sinis dalam mengkritik orang lain yang akan menimbulkan gangguan antar pribadi. Motovasi dan daya saing yang kuat, hasrat ingin tahu yang besar, dan minat eksplorasi yang tiada terunjang pada anak berbakat mungkin dapat menumbulkan keirian mereka terhadap gurunya. Karena gurunya dirasakantidak memahami kebutuhannya. Akibatnya mereka memiliki gambaran diri yang terlalu tinggi, selalu menganggap benar pendapat sendiri yang dapat menumbuhkan kesan bersikap angkuh dan sombong.
4. Perkembangan sosial
Karakteristik perkembangan sosial anak berbakat temuan dan generalisasi sering kali menunjukkan karakteristik populasi yang selalu tidak dapat diterapkan secara individual. Kecenderungan menunjukkan bahwa perkembangan sosial anak berbakat memang lebih baik dari pada anak yang normal pada umumnya. Clark menghimpun dan menyimpulkan berbagai hasil studi yang dilakukan banyak ahli tentang perkembangan sosial dan emosional anak berbakat sebagai berikut :
a. Anak berbakat, jika di bandingkan dengan teman sebayanya, merasa lebih senang dan puas dengan keadaan dirinya sendiri dan hubungan antar pribadi.
b. Anak berbakat cenderung menunjukkan penyesuaian nasional yang lebih baik dari pada anak normal lainnya walaupun kecenderungan ini lebih erat kaitannya dengan latar belakang sosial ekonomi dari pada dengan kecerdasan.
c. Anak berbakat cenderung lebih mandiri dan kurang berkomformitas terhadap pendapat sebayanya lebih dominan, lebih mempu mengendalikan lingkungan, dan lebih kompetitif.
d. Anak berbakat menunjukkan kecakapan kemimpinan dan menjadi terlibat dalam kegiatan dan kepedulian sosial.
e. Anak berbakat lebih cenderung memilih teman yang memiliki kesebayaan usia intelektual dari pada memilih teman yang secara kronologis berada pada usia yang sama.
Karakteristik perkembangan sosial anak berbakat seperti di uraikan di ats dapat menimbulkan prilaku bermasalah, seperti frustasi atas perasaan – perasaan yang tak tertantang, potensi kepemimpinan yang tak berkembang karena mungkin tidak memperoleh kesempatan, kecenderungan mengambil pemecahan masalah secara cepat tanpa memperhitungkan kompleksitas masalah.
C. Identifikasi Anak Cerdas Berbakat
Identifikasi anak cerdas dan berbakat pada dasarnya dapat dilakukan sedini mungkin, yaitu :
1. Pada usia 1-2 tahun
Pada masa ini keunggulan dan kelemahan intelektual anak akan tampak dengan mudah bila anak diberi rangsangan dengan tepat. Fungsinya ganda, yaitu untuk mengetahui kemungkinan adanya perkembangan intelektual yang cepat dan tidak terbatas pada bidang-bidang bakat yang khas, serta untuk mengetahui kemungkinan adanya kecacatan pada anak.
2. Pada usia 2-6 tahun
Identifikasi anak usia ini dapat dilakukan dengan mengajak anak bermain pada bidang yang disenanginya. Keberbakatan anak akan tampak dalam kemampuan menyelesaikan tugas-tugas dan berbagai persoalan tanpa mengalami kesulitan yang berarti, serta tidak banyak memerlukan bimbingan. Karena itu dalam usia dini, orang tua, guru, kelompok bermain, dan TK tempat menjadi pelaksanaan atau sumber informasi utama.
3. Pada usia 6 tahun – seterusnya
Pada masa sekolah informasi keberbakatan bisa diperoleh dari orang tua terutama berkenaan dengan bidang-bidang yang disenangi, dari guru terutama bidang prestasi, dan dari teman sebaya terutama bidang kepemimpinan, kreatifitas, dan sosialisasinya.
Dalam identifikasi ini, penggunaan tes kecerdasan dan tes lain seperti minat, kreativitas, motivasi juga penting dilakukan. Dengan demikian pada dasarnya ada dua pendekatan untuk mengidentifikasi murid cerdas dan berbakat, yaitu dengan cara studi kasus, dan melalui tes, atau penggabungan keduanya. Identifikasi di sekolah dapat dilakukan melalui tahap:
a) Tahap Penjaringan (screening)
Tahap penjaringan Anak Cerdas Berbakat disekolah dapat delakukan dengan menganalisis data dan prestasi belajar. Usia kronologis nominan oleh teman sekelas, orang tua dan guru. Di gunakan acuan usia kronologis dengan asumsi bahwa Anak Cerdas Berbakat memiliki usia muda namun mampu bersaing dan memiliki usia mental yang lebih tinggi debanding teman – teman yang memiliki usia yang lebih tua. Model nominasi ini dilakukan dengan asumsi bahwa orang – orang terdekat dengan anak berbakat dan cerdas, memiliki penilaian yang objektif dan intensif, hasil pengamatan yang relatif lama
b) Tahap selektif (identification)
Tahap selektif digunakan terhadap siswa yang telah lolos tahap penjaringan. Tahap selektif di saring dengan melalui tes. Langkah – langkah yang dilakukan dalam menjaring dan menyeleksi murid – Anak Cerdas Berbakat.
Ø Mengidentifikasi murid yang di duga Anak Cerdas Berbakat dengan mengacu kepada prestasi siswa, usia kronologi dan kelasnya.
Ø Kemudian dilakukan penyaringan dengan menggunakan tes, untuk mengetahui kemapuan intelektualnya.
Ø Setelah ditemukan murid yang di duga cerdas dan berbakat selanjutnya melakukan pemeriksaan psikologi terhadap kedelapan murid tersebut dengan menggunakan wechler intelligence scale for children untuk mengetahui IQ. Yang menyatakan anak berbakat intelektual adalah mereka yang memiliki IQ 130 berdasarkan tes WISC adaptasi indonesia.
D. Penyelenggaraan Pendidikan Bagi Anak Cerdas Berbakat
Penyelenggaraan pendidikan bagi anak cerdas berbakat secara konvensional dapat di kelompokkan ke dalam beberapa model,antara lain :
1. Akselerasi (acceleration)
Model akselerasi bisa dilakukan dalam berbagai bentuk, mulai dari memasuki SD pada usia dini, loncat kelas atau mengikuti bidang studi tertentu di kelas tinggi.
2. Pengayaan (enrichment)
Model pengayaan yaitu dengan memberikan tugas – tugas tambahan bagi siswa yang memiliki kemampuan unggul. Model ini dapat memenuhi harapan Anak Cerdas Berbakat dengan tidak memisahkan mereka dari teman – teman yang biasa.
3. Kelas khusus (ability grouping)
Model ketiga adalah pengelompokkan berdasarkan kemampuan. Model ini dapat berupa kelas khusus di dalam sekolah. Model pengelompokkan berdasarkan kemampuan di khawatirkan akan menumbuhkan sikap ekslusif, elitisme dan memiliki perasaan berbeda dari yang lain.
4. Bimbingan Konseling
Bagi anak-anak cerdas dan berbakat, bimbingan konseling merupakan sebuah kebutuhan. Memahami kekhasan siswa cerdas dan berbakat serta peranan konseling dalam menangani permasalahan yang timbul akibat kekhasannya adalah sangat penting. Dimana guru sebagai konselor bagi siswa berkemampuan unggul sangat penting peranannya.
E. Tekhnik Bimbingan Bagi Anak Cerdas Berbakat
Karakteristik anak berbakat masalahnya yang di gambarkan pada bagian terdahulu, mengandung implikasi bagi kemampuan layanan bimbingan Anak Cerdas Berbakat. Layanan bimbingan yang di maksud tidak di arahkan kepada layanan yang bersifat ekslusif melainkan dikembangkan secara terpadu di dalam sisitem bimbingan yang ada.
Layanan bimbingan bagi Anak Cerdas Berbakat tetap bertolak belakang dari pandangan tentang hakekat manusia sebagai makhluk pribadi, sosial dan mehluk tuhan. Dengan kata lain, Anak Cerdas Berbakat dipandang sebagai suatu keutuhan pribadi sehinggan program layanan bimbingan yang dikembangkan mampu menyentuh semua dimensi perkembangan secara utuh.
Sejalan dengan karakteristik dan kebutuhan yang di uraikan sebagai hasil temuan studi, dimensi keutuhan perkembangan pribadi yang di maksud akan mencakup unsur-unsur berikut:
1. Pengembangan Ranah Kognitif/Intelektual
Hal ini mengandung implikasi bagi guru untuk menyediakan rentang pengalaman belajar yang luas dan dapat di akselerasikan dan mengakselerasikan perkembangan kognitif anak berbakat. Pengolahan bahan dan tugas ajar secara khusus yang di dasarkan kepada kurikulum yang ada meupakan hal yang harus dilakukan guru untuk dapat memberikan layanan optimal bagi anak berbakat.
2. Pengembangan Ranah Kognitif
Layanan bimbingan yang perlu diberikan ialah memahami pikiran dan harapan anak berbakat dengan sikap terbuka dan membantu anak memahami pikiran dan harapan yang ad pada dirinya serta kemungkinan pemenuhannya didalam kehidupan.
3. Pengembangan Ranah Fisik
Kemampuan anak berbakat yang cenderung berkembang lebih awal dari usia pada umumnya menghendaki layanan pendidikan yang memungkinkan anak memperolah pengalaman memadukan pola perkembangan berfikir dengan perkembangan fisik.
4. Penembangan Ranah Intuitif
Layanan pendidikan bagi anak berbakat perlu memperdulikan pengembangan pengalaman yang mendorong dia untuk berimajinasi dan berkreasi. Layanan bimbingan di berikan dalam bentuk pengembangan lingkungan belajar yang menghadapkan anak kepada situasi atau stimulus baru yang dapat memunculkan daya imajinasi dan kreativitas anak.
5. Pengembangan Ranah Kemasyarakatan
Layanan bimbangan yang dapat diberikan ialah membantu anak memperoleh pengalaman mengembangkan diri menjadi anggota kelompok dan mampu berpartisipasi dalam proses kelompok, memperluas perasaan keanggotaan kelompok ke arah keanggotaan kemasyarakatan, memperluas identifikasi diri dari masyarakat terbatas ke arah identifikasi terhadap masyarakat luas.
6. Pengembangan Ranah Kemasyarakatan
Beberapa implikasi managerial bagi penataan layanan bimbingan anak berbakat disekolah dasar yang perlu di perhatikan adalah :
a. Menyediakan kesempatan dan pengalaman khusus untuk memenuhi kebutuhan anak berbakat sehingga mereka dapat mengembangkan potensinya secara berkesinambungan.
b. Menata lingkungan yang dapat memperkaya pertumbuhan intelektual, afektif, intuisi dan sosial.
c. Memungkinkan terjadinya partisipasi dan kerjasama yang dilakukan oleh anak berbakat dan orang tua.
d. Menyediakan waktu, tempat, dan dukungan bagi anak berbakat yang memungkinkan dirinya menjadi sebagaimana mereka bisa menjadi.
e. Mendorong anak berbakat menemukan tempat dirinya dalam perkembangan manusia dengan menemukan kecakapannya dan bidang – bidang dimana dia dapat berkontribusi.
f. Menyediakan kesempatan bagi anak berbakat untuk berinteraksi dengan sesamanya dan orang dewasa dari berbagai ragam kecakapan yang memungkinkan dia menemukan keunikan dan ketertarikan dirinya.
F. Penyelenggaraan Kelas Unggulan sebagai Model Bimbingan Anak Cerdas Berbakat
1. Pengertian Kelas Unggulan
Kelas unggulan adalah kelas yang terdiri atas sejumlah siswa yang karena prestasinya menonjol di kelompk di kelas tertentu pada SD (Depdikbud.1996). Program pengajaran pada kelas unggulan adalah program pengajaran yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku ditambah dengan pendalaman materi matematika atau berhitung dan IPA serta pelajaran Bahasa Inggris. Pengelompokkan ini dimaksud untuk memudahkan membina siswa oleh guru dalam mengembangkan kemampuan dan potensi yang ada pada siswa seoptimum mungkin sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
2. Tujuan pendidikan kelas unggulan di SD
a. Mempersiapkan peserta didik yang cerdas, beriman dan bertaqwa pada tuhan YME, memiliki budi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan serta sehat jasmani dan rohani.
b. Memberikan kesempatan kepada siswa yang memiliki kecerdasan di atas rata – rata normal untuk mendapat pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan potensi yang dimiliki siswa.
c. Memberikan kesempatan kepada siswa lebih cepat mentransfer ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang diperlukan sesuai dengan perkembangan pembangunan.
d. Memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi.
e. Mempersiapkan lulusan kelas unggulan menjadi siswa unggul dalam bidang pengetahuan dan tekhnologi sesuai dengan perkembangan anak.
Siswa yang direkrut adalah siswa kelas IV dengan pertimbangan bahwa siswa kelas IV telah mulai dapat berfikir rasional baik pada SD inti maupun SD imbas.
3. Persyaratan kadidat kelas unggul
a. Siswa peserta kelas unggulan harus bersekolah pada SD inti/imbas pada gugusannya.
b. Merupakan murid pada jenjang kelas tinggi di mulai kelas IV pada tahun ajaran baru.
c. Memiliki bakat dan minat serta prestasi yang konsisten sejak kelas I sampai kelas III melalui rekaman pengamatan dan tes psikologi.
d. Merupakan murid berprestasi disekolahnya dan memiliki ranking 1 sampai 10.
e. Lulus seleksi tes kemampuan akademik dan kesehatan untuk keperluan ini perlu diadakan alat seleksi yang standar.
f. Mendapat rekomendasi dari kepala sekolah tempat asal siswa bersekolah.
g. Mendapatkan izin tertulis dari orang tua/wali murid yang isinya bersedia patuh mengikuti tata tertib penyelenggaraan kelas unggul.
h. Apabila pada setiap akhir tahun pelajaran tidak mampu menunjukkan keberhasilan prestasi belajarnya, di tempatkan pada kelas biasa di SD yang bersangkutan.
4. Proses Belajar Mengajar di Kelas Unggulan
Proses belajar mengajar di kelas unggulan di upayakan memiliki keunggulan dari pada kelas biasa. Oleh karena itu seluruh komponen pendidikan seperti guru, materi ajar, bahkan sarana belajar – mengajar, metode mengajar dan waktu belajar dikelas unggulan harus lebih baik dari kelas biasa.mengigat tuntutan prestasi belajar bagi siswa kelas unggulan sangat tinggi di perlukan adanya guru bimbingann yang tugas khususnya mengawasi/memantau. Membimbing serta mengarahkan siswa di kelas unggulan agar dapat berprestasi dengan baik.
Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum yang berlaku secara nasional dan kurikulum plus yang terdiri atas mata pelajaran matematika/berhitung (4 jam) dan bahasa inggris 4 jam. Dengan demikian di perlukan penambahan waktu belajar di sekolah.
Metode mengajar seperti ini di harapkan dapat mengaktifkan siswa dengan merangsang siswa untuk berfikir mengembangkan berbagai pertanyaan variasi pembelajaran cukup beragam (individu/kelompok) perhatian terhapa setiap siswa harus merata ( 20 – 35 siswa dalam satu kelas ).sehinggan dapat memberikan layanan yang sesuai.
5. Model – Model Penyelenggaraan Kelas Unggulan di SD
Berdasarkan pengamatan di kota bandung di kabupaten sumedang dan kabupaten bekasi serta kabupaten tasikmalaya ternyata bentuk penyelenggaraan kelas unggulan di berbagai daerah bermacam – macam di sesuaikan kondisi masing – masing.
a. Penyelenggaraan kelas unggulan di SD inti dalam satu kompleks sekolah. Model penyelenggaraan kelas unggulan yang paling banyak adalah di selenggarakan di SD inti tetapi hanya melibatkan SD – SD dalam satu kompleks. SD – SD di luar kompleks SD tersebut meskipun ada dalam satu gugusan untuk mengikutsertakan peserta didiknya dalam kelas unggulan apalagi bagi SD swasta.
b. Penyelenggaraan kelas unggulan di SD inti kota kecamatan dengan menampung siswa terbaik dari SD – SD di seluruh kecamatan.
c. Penyelenggaraan kelas unggulan dalam satu kompleks secara bergiliran. Pada model penyelenggaraan kelas unggulan di selenggarakan di SD dalam satu kompleks secara bergiliran.
d. Penyelenggaraan kelas unggulan pada seluruh jenjang. Model ini menyelenggarakan kelas unggulan pada seluruh jenjang kelas dengan menambah waktu belajar selama dua jam pelajaran.
6. Kelebihan dan Kekurangan Model Kelas Unggulan
Mencermati penyelenggaraan kelas unggulan di SD inti, pada hakekatnya model pengelompokkan berdasarkan kemampuan model ini akan memudahkan bagi guru dalam mengembangkan kemampuan atau potensi siswa seoptimal mungkin.
Model kelas unggulan memungkinkan guru mengembangkan suasana belajar kompetitif sehingga terjadinya persaingan sehat antar siswa. Namun di sisi lain model pengelompokkan kemampuan di khawatirkan akan menumbuhkan sikap ekslusif, elitisme. Memiliki perasaan berbeda dari yang lain bahkan bisa – bisa menjadi besar kepala.
7. Bimbingan bagi Siswa Kelas Unggulan
Bertolak dari antisipasi terjadinya dampak negatif penyelenggaraan kelas unggulan maka gagasan agar siswa kelas unggulan tetap merupakan siswa dari kelas biasa di sekolah masing – masing atau lazim di kenal dengan pull out enrichment. Alternatif pertama siswa unggulan bergabung dalam kelas unggulan hanya dalam kurikulum plus yaitu, mata pelajaran matematika/berhitung, IPA dan bahasa inggris. Alternatif kedua, siswa unggulan bergabung dalam kelas unggulan pada setiap mata pelajaran matematika/berhitung, IPA dan bahasa inggrisdalam pelaksanaan kurikulum biasa maupun kurikulum plus. Keunggulan model ini adalah siswa unggulan berbaur dengan siswa biasa. Siswa tidak merasa elit dan perkembangan sosial anak tidak terganggu. Secara administratif SD imbas tidak merasa di tinggalkan oleh siswa terbaik – baiknya. Sekaitan dengan bimbingan dan konseling Anak Cerdas Berbakat perlu di pahami bahwa pencegah masalah lebih penting dari remidi. bahkan menurut conny semiawan konselor harus mampu bertindak berdasarkan pendekatan perkembangan. Oleh karena itu bimbingan konseling yang di kembangkan adalah model bimbingan dan konseling perkembangan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Murid cerdas berbakat adalah murid yang memiliki taraf intelegensi sangat tinggi, serta memiliki tingkat kreativitas yang tinggi pula, dan dengan kemampuanya memungkinkan bagi dirinya berhasil dengan baik dalam pekerjaan atau karirnya. Murid seperti ini umumnya memerlukan program khusus yang terencana selain dari program umumnya biasanya di laksanakan di sekolahuntuk pengembangan kemampuanya.
Perbedaan program pendidikan Anak Cerdas Berbakat dengan anak biasa bukan sekedar berbeda tetapi secara kualitatif memang harus berbeda. Perbadaan kualitatif ini mutlak perlu karena anak Anak Cerdas Berbakat memiliki karakteristik dan kebutuhan serta permasalahan yang berbeda dari peserta didik biasanya. Sekalipun pengembangan program pendidikan untuk peserta didik Anak Cerdas Berbakat akan menyangkut berbagai pertimbangan aspek filosofis, tujuan pendidikan peserta didik Anak Cerdas Berbakat.
Untuk mengidentifikasi siswa cerdas berbakat yaitu dengan penggunaan tes kecerdasan dan tes lain seperti minat, kreativitas, motivasi juga penting dilakukan. Dengan demikian pada dasarnya ada dua pendekatan untuk mengidentifikasi murid cerdas dan berbakat, yaitu dengan cara studi kasus, dan melalui tes, atau penggabungan keduanya.
Penyelenggaraan pendidikan bagi anak cerdas berbakat secara konvensional dapat di kelompokkan ke dalam beberapa model,antara lain :
1. Akselerasi (acceleration)
2. Pengayaan (enrichment)
3. Kelas khusus (ability grouping)
4. Bimbingan Konseling
Teknik bimbingan bagi Anak Cerdas Berbakat tetap bertolak belakang dari pandangan tentang hakekat manusia sebagai makhluk pribadi, sosial dan mehluk tuhan. Dengan kata lain, Anak Cerdas Berbakat dipandang sebagai suatu keutuhan pribadi sehinggan program layanan bimbingan yang dikembangkan mampu menyentuh semua dimensi perkembangan secara utuh.
Sejalan dengan karakteristik dan kebutuhan yang di uraikan sebagai hasil temuan studi, dimensi keutuhan perkembangan pribadi yang di maksud akan mencakup unsur-unsur berikut:
1. Pengembangan Ranah Kognitif/Intelektual
2. Pengembangan Ranah Kognitif
3. Pengembangan Ranah Fisik
4. Penembangan Ranah Intuitif
5. Pengembangan Ranah Kemasyarakatan
6. Pengembangan Ranah Kemasyarakatan
Penyelenggaraan Kelas Unggulan sebagai Model Bimbingan bagi Anak Cerdas Berbakat. Kelas unggulan adalah kelas yang terdiri atas sejumlah siswa yang karena prestasinya menonjol di kelompk di kelas tertentu pada SD (Depdikbud.1996). Program pengajaran pada kelas unggulan adalah program pengajaran yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku ditambah dengan pendalaman materi matematika atau berhitung dan IPA serta pelajaran Bahasa Inggris.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Desmita, 2009, Psikologi Perkembangan, Bandung, Remaja Rosdakarya
Kartadinata, Sunaryo dkk. 1998. Bimbingan di Sekolah Dasar. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud
Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta
Mangunsong, Frieda. 1998. Psikologi dan Pendidikan Anak Luar Biasa. Jakarta: LPSP3 UI
Syah Muhibbin, 2010, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung, Remaja Rosdakarya.
sumber:gurusddani