Menu Close

Pengertian Ilmu Semantik atau Ilmu Ad-Dalalah atau Dilalah Lengkap dalam Bahasa Arab

Pengertian Ilmu Semantik atau Ilmu Ad-Dalalah atau Dilalah Lengkap


Falaahisme merupakan aliran penggugah atau pembangun yang menginginkan kemenangan dalam dunia. Yaitu aliran yang ingin menang dalam hal memerangi nafsu. FalaahismE, mari kita serukan. Falaahisme, selalu berontak terhadap kekejian. Falaahisme : aliran kemenangan.

Semantik merupakan cabang dari tata bahasa yang meliputi fonologi, tata bahasa, dan semantik. Semantik diartikan sebagai ilmu bahasa yang mempelajari makna. Yakni mempelajari makna yang terkandung dalam suatu lafal kata serta kolerasi yang meliputi sebuah makna itu sendiri. Maksudnya hubungan dalam hal padanan makna, lawan makna, banyaknya makna, serta yang meliputi baik dalam tataran fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik itu sendiri. Karena mengingat, makna itu pada hakikatnya itu umum dan bisa menyentuh semuanya.

Dengan kata lain, semantik adalah ilmu yang mempelajari sistem tanda dalam bahasa. Dalam bahasa Arab disebut ‘ilm- ad-dalalah.‘Ilm- ad-dalalah ini terdiri atas dua kata: ‘ilmyang berarti ilmu pemgetahuan, dan al-dilalahyang berarti penunjukkan atau makna. Jadi, ‘ilm al-dilalah menurut bahasa adalah ilmu pengetahuan yang mengetahui tentang makna.

Secara terminologis, ‘ilm- ad-dalalah sebagai salah satu cabang linguistik ‘ilm-al-lughoh yang telah berdiri sendiri adalah ilmu yang mempelajari tentang makna suatu bahasa, baik pada tataran makna mufrodat (kosa-kata) maupun pada makana dalam tataran tarokib (struktur atau gramatikal bahasa).

Sementara itu defnisi menurut para tokoh,bahasa dan kata bisa dilihat dari tiga sudut pandang yang berbeda : singkronik, diakronik, dan pankronik. Sudut pandang singkronik diperlukan untuk melihat kata baik saat ini maupun satu kurun masa tertentu. (Matthews 1997: 367), sedangkan sudut pandang diakronik diperlukan untuk melihat perjalanan sejarah suatu kata dari waktu ke waktu (over time) (Matthews 1997: 96). Di pihak lain, sudut pandang pankronik tidak dibatasi oleh ketentuan-ketentuan waktu tertentu. Sudut pandang ini diperlukan untuk melihat ciri khas universal suatu bahasa, pola perubahan lintas bahasa, dan fitu-fitur bahasa tertentu yang kontras melalui priode waktu yang panjang (Matthews 1997: 263). Khusus untuk sudut pandang diakronik, (Wray dll. 1998: 127) menyebutkan bahwa sejarah suatu kata biasanya dipengaruhi oleh sejarah politik dan sejarah ekonomi yang melingkupi kata itu.

Di sini diketahui bahwa kandungan arti kata pada suatu bahasa perlu diketahui gunamemahami bahasa tersebut. Begitu juga tidak kalah pentingnya memahami makna kata itu pada saat dikombinasikan menjadi sebuah makna frase dan makna kalimat. Semantik adalah bidang kajian linguistik yang mempelajari makna atau arti dalam bahasa (Umar, 1998: 11). Dengan kata lain, ilmu ini meupakan ilmu yang mempelajari sistem tandaatau simbol isi dalam bahasa. Dalam bahasa Arab dikenal “ilmu ad-dilalah”.

Semantik mempelajari makna satuan-satuan lingual bahasa, yaitu kata frasa, klausa, dan kalimat. Fromkin dan Rodman (1998: 155-156) menyebut kajian makna kata dan hubungan makna antar kata sebagai semantik leksikalatau lexical semantics (makna berdasarkan kamus per kata), sedangkan kajian makna unit sintaktis yang lebih besar dari pada kata disebut semantik frasal atau phrasal semantics(makna yang berdasarkan frase aturan gramatikal) dan semantik kalimat (sentential semantics). Oleh Cruse (2000: 267), dua jenis semantic yang terakhir disebut semantic gramatikal (gramatical semantics).

Dari sini terlihat, ada dua kubu semantik, yaitu kubu semantik kata atau berdasarkan mufrodatdan kubu sematik kalimat (berdasarkan struktur kalimat dalam bahasa). Kubu semantik kalimat menganggap bahwa ketentuan sebuah kalimat adalah ketentuan expresi, sedangkan kata hanyalah sebagian dari kalimat yang akan punya arti jelas bila sudah berada dalam kalimat karena mengingat bila kata digramatikalkan akan mempunyai arti sendiri berdasarkan keinginan orang yang berkata. Sementara itu, kubu semantik kata menganggap kalimat bukanlah penjumlahan dari arti kata, sebab kalimat  satu dengan yang lain akan berbeda jauh, meskipun kata-kata yang dipakai sama persis bila urut-urutan letak kata berbeda. Berarti kubu semantik kata pada intinya kata itu punya arti sendiri, meski penempatan kata itu berbeda-beda. Jadi, lafal bisa mempunyai arti banyak berdasarkan dokumentasi kamus dan akan berdiri sendiri dan berkembang sendiri seiring perkembangan kalimat.

Devinisi Ahmad Mukhtar ‘Umar :

دراسة المعنى أو العلم الذي يدرس المعنى أو ذلك الفرع من علم اللغة الذي يتناول نظرية المعنى أو ذلك الفرع الذي يدرس الشروط الواجب توافرها فى الرمز حتى يكون قادرا على حمل المعنى

“ Kajian tentang makna, atau ilmu yang membahas tentang makna, atau cabang linguistik yang mengkaji teori makna, atau cabang linguistik yang mengkaji syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mengungkap lambang-lambang bunyi sehingga mempunyai makna.” 

Buku Pemikiran :

Hidayatullah, Moch Syarif, 2012, Cakrawala Linguistic Arab, Tangerang : Al Kitabah

NB : Ini hanyalah kajian ilmu yang disumberkan dari manusia secara majaznya dan pada hakikatnya hanya pada Allah tempat kita kembali. Karena hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui dan Lebih Mengetahui. Dan semoga Allah memberikan manfaat bagi kita. Amiiin . . .

Sumber:http://falaahisme.blogspot.co.id/2013/04/pengertian-ilmu-semantik-atau-ilmu-ad.html?m=1

Leave a Reply