Menu Close

Perbedaan Hadits Nabawi dan Hadits Qudsi Serta Contohnya Lengkap

Perbedaan Hadits dan Hadits Qudsi Serta Contohnya Lengkap

Pengertian Hadist Nabawi

Yang dimaksud hadist Nabawi menurut H.A. Djalil Afif ialah hadist yang disandarkan kepada selain Allah azza wajalla.

Contoh

مَارَوَاهُ سَهْلُ بْنُ ضَيْفٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ سَأَلَ اللهُ تَعَلَى الشَّهَادَةَ بِصِدْقِ بَلَّغَهُ اللهُ مَنَازِلَ الشُّهَدَاء وَإِنْ مَاتَ عَلَى فَرَشَهُ (رواه مسلم)

Apa yang diriwayatkan oleh Said bin Daf r.a, sesungguhnya Rasullullah SAW bersabda, barang siapa yang memohon kepada Allah ta’ala tentang kesaksian kebenaran, maka Allah menyampaikan padanya tempat syuhada, sekalipun dia mati diatas kudanya. (HR. Muslim)

Jadi, yang dimaksud hadist Nabawi adalah semua hadist yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik perkataan(qauli), perbuatan (fi’li), maupun ketetapan (taqrir) beliau

Dalam kitab-kitab hadith didapati hadith Qudsi. Ulama’ hadith mengatakan bahawa hadith Qudsi itu: ialah perkataan Nabi saw yang disebut dengan mengatakan Allah bertitah , disandarkan perkataan itu kepada Allah dan diriwayatkan daripadanya. 

Kesimpulannya Hadith Qudsi: ialah titah Allah yang disampaikan kepada Nabi saw di dalam mimpi atau dengan jalan ilham, lalu Nabi saw menerangkan apa yang disampaikan itu kepada umatnya dengan ibarat atau susunan perkataannya sendiri serta menyandarkan kepada Allah; sedang hadith-hadith yang lain tidak demikian itu. Hadith Qudsi itu dinamakan juga Hadith Ilahi atau Hadith Rabbani. 

Dan pernah pula dibezakan Hadith Qudsi dengan yang lainnya; iaitu segala hadith yang bersangkut dengan kebersihan atau kesucian zat Allah dan sifat-sifat kebesaran dan kemuliaanNya. [Kitab al-Dar al-Nadid min Majmu’ah al-Hafid] 

Contoh Hadith Qudsi itu, Rasulullah saw bersabda: 

“Firman Allah Ta’ala: Tiap-tiap amal anak Adam untuknya kecuali puasa, maka sesungguhnya puasa itu untukKu, dan Aku akan memberi balasan dengannya. Dan puasa itu perisai, maka apabila seorang kamu berpuasa janganlah ia memaki-maki, mencarut-carut dan janganlah dia menghiruk-pikukkan; maka jika dia dimaki oleh seorang atau hendak dibunuhnya, hendaklah ia katakan: aku ini berpuasa.” (Hadith riwayat Bukhari & Muslim) 

Rasulullah saw bersabda: 

“Firman Allah Ta’ala: Aku menurut persangkaan hambaKu dan Aku bersamanya di mana saja ia sebut (ingat) akan daku.” (Hadith riwayat Bukhari & Muslim)

Sumber:
http://yonorio601.blogspot.co.id/2013/05/perbandingan-hadist-qudsiy-dan-hadist.html?m=1

Leave a Reply