Shalat Istiharah
Keutamaan
Shalat Istikharah adalah shalat sunnah yang dikerjakan untuk memohon petunjuk Allah jika kita dihadapkan di antara beberapa pilihan dan merasa ragu-ragu untuk memilih atau memutuskannya. Misalkan, memilih jodoh, sekolah, perusahaan tempat bekerja mana yang lebih baik dan lainnya
Waktu
Waktu mengerjakan Shalat Sunnah istikharah boleh kapan saja, lebih utama dilakukan pada 2/3 malam.Dua pertiga malam hari akan lebih sunyi dan khusyu’. .
Raka’at
Shalat Istiharah boleh dikerjakan dua raka’at- 12 raka’at. Tiap dua raka’at satu salam.
Tata Cara
1. Berniat untuk melaksanakan shalat sunnah Istiharah
Lafaz niat :
أُصَلِّي سُنَّةَ ا لْإِ سْتِخَا رَ ةِ رَ كْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَا لَى.اَ للهُ ا َكْبَرُ
Latin:
Ushallii sunnatal-istikhaarati rak’ataini lillaahi ta’aala
Artinya:
“ Aku berniat shalat sunnah Istiharah dua raka’at kerana Allah Ta’aala”
2. Pada dasarnya, tata cara shalat Istiharah pun tidak berbeda dengan sholat-sholat sunnah yang lain. Biasanya selalu dilakukan dengan 2 raka’at.
– Pada raka’at pertama setelah takbir membaca surah Al Fatihah, kemudian dilanjutkan dengan surah lainnya.
– Pada raka’at kedua pun sama, membaca surah Al Fatihah, kemudian dilanjutkan dengan surah lainnya (yang kita hafal).
3. Berdoa setelah shalat istikharah, maka dengan izin Allah pelaku akan diberi kemantapan hati dalam memilih.
Lafaz:
اَللّٰهُمّ اِنِّيْ اَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ وَاَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَاَسْئَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ فَاِنَّكَ تقْدِرُوَلَااَقْدِرُوَتَعْلَمُ وَلاَاَعْلَمُ وَ اَنْتَ عَلَّا مُ الْغُيُوْبِ
اَللّٰهُمّ اِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ اَنَّ هٰذَاالْاَمْرُخَيْرٌلِّيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةُ اَمرِيْ فَقْدِرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيهِ وَ اِنْ كُنْتَ
تَعْلَمُ اَنَّ هَذَاشَرُّلِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ اَمْرِيْ فَاصْرِفْهُ عَنِّيْ فَاصْرِ فْنِيْ عَنْهُ وَاقْدِرْلِيَ الْخَيْرَحَيْثُ كَانَ ثُمَّ اِرْضِنِي بِهِ
Latin:
Allaahumma, innii astakhiiruka bi’ilmika, wa astaqdiruka biqudratika.
Wa as-aluka min fadhlikal ‘azhiimi, fa innaka taqdiru wa laa aqdiru, wa ta’lamu wa laa a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyuub.
Allaahumma, in kunta ta’lamu anna haadzal amru khairul lii fii diinii wa ma’aasyii wa ‘aaqibati amrii, faqdirhu lii, wa yassirhu lii, tsumma baarik lii fiih.
Wa in kunta ta’lamu anna haadza syarrul lii fii diinii wa ma’aasyii wa ‘aaqibati amrii, fashrifhu ‘annii, washrifnii ‘anhu, waqdir liyal khoiro haitsu kaana, tsumma irdhinnii bihi.
Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon pilihan [yang tepat] kepada Engkau dengan ilmu [yang ada pada]-Mu, dan aku memohon kekuasaan-Mu [untuk menyelesaikan urusanku] dengan kodrat-Mu.
Dan aku memohon kepada-Mu sebagian karunia-Mu yang agung, karena sesungguhnya Engkau Maha Kuasa sedangkan aku tidak berkuasa, dan Engkau Maha Tahu sedangkan aku tidak tahu, dan Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib.
Ya Allah, sekiranya Engkau tahu bahwa urusan ini lebih baik untuk diriku, agamaku, dan kehidupanku, serta [lebih baik pula] akibatnya [di dunia dan akhirat], maka takdirkanlah dan mudahkanlah urusan ini bagiku, kemudian berkahilah aku dalam urusan ini.
Dan sekiranya Engkau tahu bahwa urusan ini lebih buruk untuk diriku, agamaku, dan kehidupanku, serta [lebih buruk pula] akibatnya [di dunia dan akhirat], maka jauhkanlah urusan ini dariku, dan jauhkanlah aku dari urusan ini, dan takdirkanlah kebaikan untukku di mana pun, kemudian jadikanlah aku ridha menerimanya”.
Catatan:
Seusai istikharah, kerjakan pilihan sesuai kecenderungan hati. Bila kurang mantap, lakukan istikharah lagi. Tidak perlu menanti mimpi.