Kompetensi : 3A
Laporan Penyakit : 04 ICD X : B.20-B.24
Definisi
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Virus HIV ditemukan dalam cairan tubuh terutama pada darah, cairan sperma, cairam vagina dan air susu ibu. Virus tersebut merusak sistem kekebalan tubuh manusia dan mengakibatkan turunnya atau hilangnya daya tahan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi.
Penyebab
Adalah virus HIV, suatu jenis retrovirus yang termasuk golongan virus yang
menggunakan RNA sebagai molekul pembawa informasi genetik.
Gambaran Klinis
Kategori klinis A meliputi infeksi HIV tanpa gejala (asimtomatik), limfadenopati generalisata yang menetap dan infeksi akut primer dengan penyakit penyerta.Kategori klinis B terdiri atas kondisi dengan gejala pada remaja/dewasa terinfeksi HIV yang tidak termasuk dalam kategori C dan memenuhi paling kurang satu dari beberapa kriteria berikut:Keadaan yang dihubungkan dengan adanya infeksi HIV atau adanya kerusakan kekebalan yang diperantarakan sel (Cell mediated immunity) atauKondisi yang dianggap oleh dokter telah memerlukan penanganan klinis atau membutuhkan penatalaksanaan akibat komplikasi infeksi HIV dengan contoh: Angiomatosis basilari; Kandidiasis orofaringeal; Kandidiasis vulvovaginal; Displasia leher rahim; Demam 38,5 OC atau diare lebih dari 1 bulan; Oral Hairy leukoplakia; Herpes zoster; Purpura idiopatik trombositopenik; Listeriosis; Penyakit radang panggul; Neuropati periferKategori klinis C meliputi gejala yang ditemukan pada pasien AIDs
misalnya:
Kandisiasis bronki, trakea dan paru; Kandidiasis esofagus; Kanker leher rahim invasif; Coccidiodomycosi menyebar atau di paru; Kriptokokosis di luar paru; Retinistis virus sitomegalo; Ensefalopati yang berhubungan dengan HIV; Herpes simpleks atau ulkus kronik lebih dari sebulan lamanya; Bronkitis, esofagitis atau pneumonia; Histoplasmosis menyebar atau di luar paru; Isosporiasis instestinal kronik lebih dari sebulan lamanya; Sarkoma kaposi; Limfoma burkit (atau istilah lain menunjukkan lesi yang mirip); Limfoma imuno blastik, L.primer di otak; Micobacterium Avium Complex atau M.lansii tersebar di luar paru; M.tuberculosis dimana saja (paru atau luar paru); Pneumonia Pneumocystis carinii; Leukoensefalopati multifokal progresif; Septikemia salmonella yang berulang; Taksoplasmosis di otak
Diagnosis
Ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksan darah. Pada pemeriksaan darah dapat dilakukan tes langsung terhadap virus HIV atau secara tidak langsung dengan menentukan anti bodi, yang telah dan lebih mudah dilaksanakan. Saat ini banyak jenis tes yang mempunyai sensitifitas dan spesifitas tinggi yang tersedia.
Pengobatan/Penatalaksanaan
Saat ini ada tiga golongan ARV yang tersedia di Indonesia:
Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NsRTI): obat ini dikenal sebagai analog nukleosida yang menghambat proses perubahan RNA virus menjadi DNA. Proses ini diperlukan agar virus dapat bereplikasi. Obat dalam golongan ini termasuk zidovudine (ZDV atau AZT), lamivudine (3TC), didanosine (ddI) zalcitabine (ddC), stavudine (d4T) dan abacavir (ABC).Non-Nucleside Reserve Trancriptase Inhibitor (NNsRTI): obat ini berbeda dengan NRTI walaupun juga menghambat proses perubahan RNA menjadi DNA. Obat dalamgolongan ini termasuk nevirapine (NVP), efavirenz (EFV), dan delavirdine (DLV).Protease Inhibitor (PI): Obat ini bekerja menghambat enzim protease yang memotong rantai panjang asam animo menjadi protein yang lebih kecil. Obat dalam golonganini termasuk indinavir (IDV), nelfinavir (NFV), saquinavir (SQV), ritonavir (RTV), amprenavir (APV), dan lopinavir/ritonavir (LPV/r).
Sumber : PEDOMAN PENGOBATAN DASAR DI PUSKESMAS, DEPKES RI