Berdasarkan dari presentasi Terry Moore di TED tentang topik asal mula huruf x dilambangkan sebagai sesuatu yang tidak diketahui, saya tertarik untuk membuat tulisan ini. Tulisan ini saya buat dari berbagai sumber yang ada di Internet yang dapat saya temukan. Suatu pertanyaan yang sangat menarik yang bahkan saya yakin mahasiswa jurusan matematika sekalipun belum tahu jawabannya apa yaitu “mengapa menggunakan lambang x dalam matematika untuk sesuatu yang tidak diketahui?”
Untuk menjawab ini, kita perlu tahu suatu topik yang menjadi dasar dan fondasi utama dari matematika yaitu Aljabar. Aljabar diketahui telah ada sejak peradaban Islam Abbasiyah di Persia yaitu Al-Khawarizmi yang menjadi pionir dalam bidang ini. Beliau menulis suatu kitab yang berjudul al-Kitāb al-muḫtaṣar fī ḥisāb al-ğabr wa-l-muqābala yang berisi persamaan dan perhitungan yang kini kita kenal sebagai ekspresi aljabar. Kitab berbahasa arab ini memakai notasi arab شَيْءٌ (dibaca : Sya-i-un) yang berarti sesuatu yang tidak diketahui atau something (inggris).
Singkat cerita pada sekitar abad ke-12 kitab ini mulai diterjemahkan dalam bahasa latin oleh peradaban Spanyol. Sayangnya mereka tidak mempunyai huruf yang berbunyi “sya” atau huruf “syin” sehingga mereka menggunakan lambang (baca : chi/khi) untuk mengganti syaiuun untuk notasi sesuatu yang tidak diketahui. Ketika terjemahan ini diterjemahkan kembali ke dalam bahasa lainnya, lambang lama-kelamaan berubah menjadi biasa sampai saat ini.
Penggunaan lambang X di dalam bidang matematika pun menjadi berbagai arti. Beberapa dosen saya terutama dosen statistik sangat sering mengingatkan mahasiswa untuk membedakan “X”, “x”, ““, dan “” karena 4 hal ini mengandung arti yang berbeda. 2 ‘x’ yang pertama adalah huruf ‘x’ besar yang ditulis besar dan kecil sedangkan 2 ‘x’ selanjutnya adalah huruf ‘x’ kecil yang ditulis besar dan kecil. “X” biasanya digunakan untuk notasi peubah acak (random variable) yang mempunyai peran berbeda dengan variabel biasa yang sering digunakan.
Untuk lebih jelasnya lagi, mungkin pembaca dapat menonton video Terry Moore berikut:
Sumber :adrianpradana.com