Menu Close

Ciri, Klasifikasi dan Peranan Protista (Protozoa, Alga, Mycota)

Protista berasal dari bahasa Yunani yaitu protos=pertama dan ktistos = menyusun. Kingdom protista merupakan organisme eukariotik sederhana dan lebih maju daripada bakteri.

Ciri-ciri Protista
Protista semuanya eukariotik (memiliki membrane inti sel)
Umunya bersel satu (uniselluler), beberapa berkoloni dan multiseluer.
Umumnya hidup di perairan dan tanah lembab, beberapa hidup didalam organisme lain sebagai parasit.
Reproduksi aseksual dengan pembelahan diri, sedangkan seksual dengan dengan isogami, anisogami dan oogami. Isogami adalah persatuan dua gamet berukuran sama dan motil (bergerak), anisogami adalah persatuan dua gamet motil, berbeda ukuran dan bentuk. Oogami adalah persatuan dua gamet jantan kecil motil dan gamet betina besar immotil (tidak bergerak).
Beberapa protista dapat menghasilkan makanan sendiri (autotrof) dan sebagian lain tidak bisa menghasilkan makanan sendiri (heterotrof).
Pengelompokkan Protista

Berdasarkan kemiripan ciri-cirinya dengan hewan dan tumbuhan atau jamr, bebrapa ahli membagi menjadi 3 (tiga) subkingdom yaitu  Protista mirip hewan (Protozoa), Protista mirip tumbuhan (Alga), Protista mirip jamur (Myxomycota).
Protozoa

Protozoa berasal dari bahasa Yunani (proto=hewan, zoon=hewan) berarti “hewan pertama”. Protozoa memiliki ciri-ciri hewan yaitu bergerak aktif dan tak memiliki dinding sel. Berdasarkan alat geraknya Protozoa dikelompokkan menjadi:

Filum Ciliophora atau Ciliata
Ciri khas filum ini adalah bergerak dengan silia atau rambut getar dan memiliki dua nucleus yaitu makronukleus yang berfungsi mengatur metabolisme dan mikronukleus yang mengatur reproduksi sel. Cilliata memiliki vakuola kontraktil sebagai pengatur tekanan osmosis (osmoregulator) dan vakuola makanan untuk pencernaannya. Reproduksi seksual dengan konjugasi dan reproduksi aseksual dengan pembelahan diri. Contoh Paramecium, Stentor, Vorticella, dan Didinium.

Paramecium dan strukturnya

Filum Sarcodina atau Rhizopoda
Sarcodina memiliki alat gerak berupa pseupodia atau kaki semu, pseupodia terbentuk dari penjuluran sitoplasma sel, selain untuk bergerak berfungsi juga sebagai penangkap makanan. Reproduksi Sacrodina dengan pembelahan diri. Contoh Amoeba proteus, Entamoeba histolytica dan Entamoeba coli.

Amoenba dan strukturnya

Filum Mastigophora atau Flagellata
Mastigophora bergerak dengan flagel (bulu cambuk), selain untuk bergerak flagel juga berfungsi menimbulkan arus disekitar mulut untuk mendapatkan makanan. Tubuh flagellata memiliki pelikel sehingga ukuran tubuh relatif tetap. Contoh Giardia lamblia, Trichomonas vaginalis, Trypanosoma gambiense, Leishmania donovani.

Trypanosoma

Filum Sporozoa
Sporozoa tidak memiliki alat gerak. Semua anggota Sporozoa adalah parasit yaitu Plasmodium malariae, Toxoplasma gondii.
Siklus hidup Plasmodium malariae penyebab penyakit malaria:

Setelah nyamuk Anopheles menghisap darah manusia, mikrogametosit berkembang menjadi sperma dan makrogametosit jadi ovum
Pada saluran pencernaan nyamuk, sperma dan ovum melebur menjadi zigot
Zigot berkembang menjadi spoozoit
Sporozoit pindah ke kelenjar ludah nyamuk
Sporozoit masuk ke tubuh manusia melalui perantara nyamuk
Sporozoit menuju sel hati berkembang secara aseksual menjadi merozoit
Merozoit menyerang sel darah merah, reproduksi aseksualnya menghasilkan ribuan merozit dan menyebabkan sel darah merah pecah (proses sporulasi)
Pecahnya sel darah merah terjadi berkala tiap 48 jam, penderita mengalami demam.
Sebagian merozoit di dalam sel darah merah membelah dan membentuk mikrogametosit (gametosit jantan) dan makrogametosit (gametosit betina)
Alga

Ciri alga atau ganggang yaitu memiliki klorofil sehingga mampu berfotosintesis dalam mendapatkan makanan sendiri (autotrof). Sebagian alga uniseluller dan sebagian lain multiseluler berupa benang, lembaran, dan mirip tumbuhan. Berdasarkan pigmennya alga dibagi menjadi:

Filum Chlorophyta (Alga Hijau)
Chlorophyta memiliki klorofil a dan b sebagai pigmen dominan dan berfungsi untuk fotosintesis. Dinding sel mengandung selulosa. Chlorophyta berkembang biak secara aseksual dengan  pembelahan sel pada Pleurococcus, fragmentasi pada Spirogyra, membentuk zoospore pada Ulva dan Chlamydomonas. Secara seksual dengan isogami, anisogami, oogami dan konjugasi.

Filum Rhodophyta (Alga Merah)
Rhodophyta memiliki pigmen fikoeritin dan klorofil a dan d. Dinding sel mengandung pektin dan hasil fotosintesis berupa tepung floridean (mirip amilopektin), beberapa mengandung karaginan. Umunya digunakan untuk bahan agar-agar. Reproduksi aseksualnya membentuk tetraspora dan secara seksualnya dengan oogami. Contoh: Euchema, Gelidium, Porphyra, Polysiphonia, Gracilaria dan Chondrus.

Filum Phaeophyta (Alga Coklat)
Phaeophyta memiliki pigmen fukosantin, klorofil a, klorofil c, dan karotenoid. Semua Phaeophyta multiseluler, beberapa memiliki bagian yang sangat mirip dengan tumbuhan. Reproduksi aseksual dengan zoospore sedangkan seksual dengan pembentukan gamet jantan dan betina. Contoh: Macrocystis, Sargassum, Laminaria, Fucus, dan Ectocarpus.

Filum Euglenophyta
Euglenophyta memiliki pigmen klorofil a dan b, memiliki flagella (bulu cambuk) sebagai alat gerak. Semula Euglenophyta dikelompokkan ke dalam flagellata. Beberapa Euglenophyta bersifat heterotrof. Reproduksi aseksual dengan pembelahan diri secara longitudinal. Contoh: Euglena viridis.

Filum Pyrophyta (Dinoflagellata)
Dinoflagellata dapat memendarkan cahaya, bersel satu, bergerak aktif dengan dua buah flagel. Dinoflagellata hidup bebas sebagai plankton. Contoh: Ceratium, Peridinium, Gonyaulax, Gymnodinium, Noctilluca.

Filum Bacillariophyta (Diatom)
Diatom hidup sebagai plankton (hidup terbawa arus air), bentos (menempel pada dasar laut) dan perifiton (menempel pada benda di laut). Tubuh Diatom tersusun atas silikat (bahan kaca) berbentuk cangkang  dengan dua bagian yaitu hipoteka dan epitika. Reproduksi aseksual dengan pembelahan diri sedangkan seksual dengan oogami.

Filum Chrysophyta (Alga Pirang)
Alga ini memiliki pigmen fukosantin, klorofil a dan c. Mampu membentuk sista yang resisten. Reproduksi aseksualnya dengan membelah diri dan membentuk zoospore, sedangkan seksual dengan isogami.Contoh: Dinobryon.
Myxomycota (Jamur Lendir)

Myxomycota terlihat seperti lendir. Terdapat 2 (dua) Filum yaitu:

Filum Myxomycota
Filum ini memiliki dua fase kehidupan yaitu fase makan dan fase reproduktif. Fase makan atau vegetatif berbentuk seperti amoeba bergerak mencari makan disebut Plasmodium sedangkan fase generatif menetap menjadi tubuh buah. Terdapat 2 (dua) tipe jamur lendir ini yaitu Myxomycota (tak bersekat) contoh Physarum polycephalum dan Acrasiomycota (bersekat) contoh Dictyostelium discoideum.

Filum Oomycota
Oomycota disebut juga jamur air, namun tidak dimasukkan ke dalam Kingdom Fungi karena menghasilkan sel-sel berflagela dan dinding selnya mengandung selulosa. Reproduksi aseksual melalui pembentukan zoospora dan secara seksual dengan  peleburan gamet jantan dan betina membentuk oospora. Contoh: Phytophthora infestans.
Peranan Protista

Protista memiliki peranan vital bagi kehidupan, yaiitu:

  • Filum Myxomycota berperan dalam dekomposer atau pembusukan sampah organik.
  • Chlorella (Filum Chlorophyta) sebagai sumber pangan baru atau Protein Sel Tunggal (PST).
  • Spirogyra (Filum Chlorophyta) sebagai bahan pangan,
  • Euchema, Gelidium, Gracilaria (Filum Rhodophyta) sebagai bahan agar-agar.
  • Porphyra (Filum Rhodophyta) sebagai bahan makanan (pembungkus sushi)
  • Filum Phaeophyta sebagai sumber alginate untuk obat-obatan, kosmetik, dan makanan.
  • Filum Diatom sebagai sumber bahan silikat (bahan kaca).
  • Radiolaria dan Foraminifera (Filum Sarcodina) untuk menentukan lapisan bumi dan indikator sumber minyak bumi.
  • Entamoeba coli (Filum Sarcodina) membantu pencernaan ruminansia.
  • Plasmodiophora brassicae (Filum Oomycota) penyebab akar gada/bengkak pada wortel.
  • Phytophthora infestans (Filum Oomycota) menyebabkan penyakit pada tanaman kentang.
  • Filum Dinoflagelata menyebabkan pasang merah atau blooming red tides. Ikan bisa mati pada daerah pasang merah.
  • Entamoeba histolytica (Filum Sarcodina) penyebab disentri
  • Giardia lamblia (FIlum Mastigophora) penyebab penyakit giardiasis (diare dan kejang perut).
  • Trichomonas vaginalis (Filum Mastigophora) penyebab penyakit keputihan pada wanita.
  • Leishmania donovani ((FIlum Mastigophora) penyebab penyakit kala-azar
  • Trypanosoma gambiense (Filum Mastigophora) penyebab penyakit tidur.
  • Balantidium coli (Filum Ciliophora) penyebab penyakit diare berdarah.
  • Plasmodium (Filum Sporozoa) penyebab penyakit malaria
  • Toxoplasma gondii (Filum Sporozoa) penyebab penyakit toksoplasmosis menyerang embrio dalam kandungan, penyakit ini ditularkan oleh kucing sebagai vektor.

Sumber : mahkotasains

Leave a Reply