Leukosit disebut juga sel darah putih merupakan unit sistem pertahanan tubuh. Leukosit sebagian dibentuk di sumsum tulang dan sebagian lagi di jaringan limfe. Ada beberapa macam sel darah putih yang ditemukan dalam darah yaitu : Neutrofil polimorfonuklear (62,0%), Eosinofil polimorfonuklear (2,3%), Basofil polimorfonuklear (0,4%) yang seluruhnya mempunyai gambaran granular sehingga disebut granulosit. Lalu ada Monosit (5,3%) tidak bergranular. Granulosit dan monosit melindungi tubuh terhadap organisme penyerang terutama dengan cara memakan atau fagositosis. Kemudian terdapat Limfosit (30,0%) yang berhubungan dengan sel imun. Sel darah putih yang dibenyuk dalam sumsum tulang, disimpan dalam sumsum sampai diperlukan di sistem sirkulasi. Masa hidup granulosit sesudah dilepaskan dari sumsum tulang normalnya 4 sampai 8 jam dalam sirkulasi darah dan 4 sampai 5 hari berikutnya dalam jaringan yang membutuhkan. Monosit juga mempunyai masa edar yang singkat yaitu 10 sampai 20 jam dalam darah. Sedangkan limfosit memasuki sistem sirkulasi secara kontinu bersama dengan aloran limfe.
Fungsi dari jenis-jenis leukosit atau sel darah putih :
1. Neutrofil
Neutrofil adalah sel darah putih yang berjumlah 62,0% dalam darah yang merupakan kelompok granulosit karna memiliki butiran halus atau granula, yang mempunyai 3 inti sel. Neutrofil adalah sel yang paling pertama menghadang dan melawan bakteri, virus dan benda asing lainnya yang berperan dalam proses peradangan.
2 .Eosinofil
Eosinofl normalnya mencakup sekitar 2% dari seluruh leukosit darah, memiliki nukleus dengan dua lobus, granula yang kasar dan padat dan biasanya berwarna merah. Eosinofil merupakan sel fagosit yang lemah dan menunjukan fenomena kemotaksis. Eosinofil merupakan kelompok dari granulosit yang bertugas dalam melawan parasit. Eosinofil memiliki sejumlah zat kimiawi seperti ribonuklease, histamin, lipase, eosinofil peroksidase dan deoksribonuklease serta beberapa macam asam amino.
Fungsi dari eosinofil yaitu :
Eosinofil mempunyai kecenderungan khusus untuk berkumpul di jaringan tempat berlangsungnya reaksi alergi, seperti jaringan peribronkial paru pasien asam dan di kulit setelah mengalami reaksi alergi. Eosinofil juga mampu mendetoksifikasi beberapa zat pencetus peradangan yang dilepaskan oleh sel mast dan basofil, dan mungkin juga menghancurkan kompleks alergen-antibosi sehingga mencegah penyebaran proses peradangan setempat.
3. Basofil
Basofil berdiameter sekitar 12-15 mikrometer , granula yang kasar , berbintik-bintik , bersifat basa dan biasanya berwarna biru
Basofil dalam sirkulasi darah serupa dengan sel mast jaringan yang besar dan banyak terletak di sisi luar kapiler dalam tubuh. Fungsinya yaitu, sel basofil sangat berperan pada beberapa tipe reaksi alergi, karena tipe antibodi yang menyebabkan alergi yaitu tipe imunoglobulin E (IgE) mempunyai kecenderungan khusus untuk melekat pada basofil dan menyebabkan basofil ruptur lalu melepaskan banyak sekali histamin, bradikinin, serotonin, heparin subtansi anafilaksis yang bereaksi lambat, dan sejumlah enzim lisosomal. Bahan-bahan ini selanjutnya menyebabkan reaksi jaringan dan pembuluh darah setempat yang menyebabkan manifestasi alergi.
4 . Monosit
Monosit adalah bagian dari kelompok sistem kekebalan tubuh kita yang tidak mempunyai butiran halus dalam sel sehingga disebut agranulosit . Monosit diproduksi didalam sumsum tulang manusia dan menyerbar keseluruh tubuh dengan masuk ke jaringan tubuh tertentu yang mengalami pematangan menjadi makrofag . Makrofag merupakan tahap akhir monosit yang merupakan sel fagosit dengan kekuatan jauh lebih besar dari neutrofil fungsinya yaitu, memakan atau memfagositosis hingga 100 bakteri. Makrofag juga mempunyai kemampuan menelan partikel yang jauh lebih besar.
5. Limfosit
Limfosit adalah sel darah putih dalam tubuh yang merupakan dengan jumlah terbanyak kedua setelah neutrofil. Limfosit memasuki sistem sirkulasi secara kontinu, bersama dengan aliran limfe dari nodus limfe dan jaringan limfoid lainnya. Fungsi dari limfosit yaitu berperan dalam pembentukan imunitas didapat. Kelompok pertama yaitu Limfosit T bertanggung jawab dalam membentuk imunitas yang diperantarai sel atau antibodi seluler. Setelah limfosit T dipekakan oleh antigen tertentu, ia mempunyai spesialisasi tertentu, sehingga bila bertemu dengan antigen yang cocok maka akan terjadi proses penghancuran antigen. Ada beberapa tipe sel T yaitu , sel T pembantu berfungsi untuk membantu membentuk serangkaian mediator protein (limfokinin), sel T sitotoksik atau pembunuh berfungsi untuk menyerang langsung dan membunuh mikroorganisme, dan sel T supresor untuk menekan fungsi sel T pembantu dan sel T pembunuh agar tidak menyebabkan reaksi imun yang berlebihan. Kelompok lain, yaitu Limfosit B bertanggungjawab dalam pembentukan antibodi humoral
Sumber : kesehatan-kebugarantubuh