Ilmu Lughah : Pengertian, Ruang Lingkup, Fungsi, Metode dan Manfaatnya
DISUSUN OLEH : KELOMPOK I
HERLIYANSAH : 0960006
AHMAD YANI : 0960002
DOSEN PEMBIMBING ANA MARYATI. M.Ag
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) CURUP
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat hidayah dan nikmat yang telah diberikan hingga kami dapat menyelesaikan Makalah ‘Ilmu Lughahini.
Pada kesempatan ini saya tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama Ibu Dosen Pembimbing dan teman-teman yang telah banyak membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat mempermudah pembelajaran ‘ilmu lughah di lokal serta tercapainya tujuan dan sasaran sehingga dapat meningkatkan kualitas ‘ilmu lughah.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi untuk perbaikan di waktu yang akan datang. Walaupun demikian kami berharap semoga makalah ini dapatridho dari Allah SWT dan bermanfaat bagi kami sendiri dan semua pihak yang membutuhkannya.
Curup, September 2012
Pemakala
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara popularitas orang sering mengatakan bahwa linguistik adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya, atau lebih tepat lagi, seperti dikatakan Martinet (1987:19) telaah ilmiah mengenai bahasa manusia. Bahasa telah menjadi kajian linguistik.
Sebagai bahasa, linguistik juga sudah mempunyai sejarah yang panjang. Selain itu berbagai-bagai pendapat dan pandangan yang berbeda telah pula menyemarakkan study linguistik ini.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah didalam makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan Bahasa اللغة ?
2. Apa saja ruang lingkup dan Manfaat ilm al-lughah?
3. Apa Fungsi dan Metode ‘Ilm al-Lughah?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bahasa ( اللغة )
kata ‘ilmu al-lughah (علم اللغة), terdiri dari dua kata yaitu: ‘ilm (علم) dan lughah (اللغة). Secara etimologis, ‘ilm (علم) berarti ‘ilmu’ atau pengetahuan dan lughah (لغة) berarti ‘bahasa’. Jadi secara etimologis ‘ ilmu al-lughah (علم اللغة) adalah merupakan ilmu bahasa atau linguistik (linguistiks), linguistique (linguistiek.)
sedangkan Istilah lisaniyat (اللسانيات) danalsuniyah (الألسنية) masing-masing diambil dari kata lisan (لسان) yaitu: Lidah atau bahasa. Sedangkan istilah ‘lughawiyat (اللغويات), diambil dari kata lughah (لغة) yaitu: bahasa. Ketiga istilah tersebut (lisaniyat, alsuniyah, dan lughawiyat) merupakan istilah lain yang maknanya dan pemakaiannya sepadan dengan istilah ilm al-lughah.
Secara terminologis, ilmu al-lugah, oleh linguis Arab didefinisikan sebagai berikut.
هو العلم الذي يبحث في اللغة، و يتخذها موضوعا له، فيدرسها من ناحية وصفية وتاريخية و مقارنة
Ilmu al-lughah adalah ilmu yang mengkaji bahasa untuk bahasa, baik secara sinkronis, diakronis, maupun komparatif.
العلم الذي يدرس اللغة الإنسانية دراسة علمية تقوم على الوصف و معاينة الوقائع, بعيدا عن النزعة التعليمية و الأحكام المعيارية.
adalah ilmu yang mengkaji bahasa secara ilmiyah dan berdasar pada metode deskriptif guna mengungkap fakta kebahasaan secara apa adanya tanpa melibatkan unsur preskriptif.[1]
Sedangkan menurut A. chaedar al-wasilah di dalam bukunya linguistik suatu pengantar yang dikutip dari Saussure, bahasa dibedakan dengan tiga istilah yaitu: langage, langue dan parole.[2]
Langage adalah satu kemampuan berbahasa yang ada pada setiap manusia yang sifatnya pembawaan, tetapi pembawaan ini mesti dikembangkan dengan lingkungan dan stimulus yang menunjang. Ringkasnya langage adalah bahasa apada umumnya. Orang bisu pun sama memiliki langage ini namun karena ada gangguan fisiologis maka ia tidak bisa berbicara dengan normal. Langue adalah sesuatu kemampuan berbahasa dengan pembawaan yang telah membatin pada setiap manusia yang bersifat abstrak dan tertentu pada satu bahasa. Sedangkan parole adalah ujaran seseorang, yaitu apa yang diucapkan dan apa yang didengar oleh pihak penanggap ujaran yang bersifat pribadi, dinamis, lincah, social dan terjadi pada waktu, tempat dan suasana tertentu.[3]
Bahasa adalah sebuah sistem berstruktur mengenai bunyi dan urutan bunyi bahasa yang sifatnya manasuka, yang digunakan atau dapat digunakan dalam komunikasi antar individu oleh sekelompok manusia dan yang secara tuntas memberi nama kepada benda-benda, peristiwa-peristiwa dan proses-proses dalam lingkungan hidup manusia.
Asal-Usul Bahasa
Ada beberapa teori yang mengemukakan tentang kelahiran bahasa itu sendiri antara lain:
F.B. Condilac. ( Filosuf Prancis ) Bahasa berasal dari teriakan-teriakan dan gerak-gerik badan yang bersifat naluri yang dibangkitkan oleh perasaan atau emosi yang kuat. Kemudian teriakan itu berubah menjadi bunyi-bunyi yang bermakna.
Menurutnya pula bahwa : Bahasa Berasal dari Tuhan. Tuhan telah melengkapi kehadiran pasangan adam dan hawa dengan kepandaian berbahasa.
Von Herder; ( Filosuf German ) : Bahasa itu tidak mungkin datang dari Tuhan karena bahasa itu sedemikian buruknya dan tidak sesuai dengan Dzat Tuhan yang sempurnah. Menurutnya: Bahasa terjadi dari proses onomatope. Yaitu peniruan bunyi alam. Bunyi-bunyi alam yang ditiru ini merupakan benih yang tumbuh menjadi sebagai akibat dari dorongan hati yang sangat kuat untuk berkomunikasi.Von Schlegel: ( Filosif German ) : Bahasa yang ada di bumi ini tidak mungkin berasal dari satu bahasa, ada yang berasal darionomatope, lahir dari kesadaran manusia, atau dari mana pun bahasa itu manusialah yang membuatnya sempurnah..Brooks; Bahasa Itu lahir pada waktu yang sama dengan kelahiran manusia. Artinya manusia telah diciptakan menjadi makhluk berbahasa.
Kata bahasa dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna dan pengertian sehingga seringkali membingungkan.[4]
a. Bahasa sebagai sistem
Kata sistem sudah biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan makna cara atau aturan. Tetapi dalam kaitan dengan keilmuan, sistem berarti susunan teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna dan berfungsi. sistem ini dibentuk oleh sejumlah unsur atau komponen yang satu dengan yang lainnya berhubungan secara fungsional.
b. Bahasa sebagai lambang
Kata lambang sudah sering kita dengar dalam percakapan sehari-hari. Umpamanya dalam membicarakan bendera kita Sang Merah Putih sering dikatakan warna merah adalah lambang keberanian dan warna putih adalah lambang kesucian.
c. Bahasa adalah bunyi
Kata bunyi yang sering sukar dibedakan dengan kata suara, sudah biasa kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Secara teknis menurut Kridalaksana (1983:27) bunyi adalah kesan pada pusat saraf sebagai akibat dari getaran gendang telinga yang bereaksi karena perubahan-perubahan dalam tekanan udara. Bunyi ini bisa bersumber pada gesekan atau benturan benda-benda, alat suara pada binatang dan manusia.
d. Bahasa itu bermakna
Karena bahasa itu bermakna, maka segala ucapan yang tidak mempunyai makna dapat disebut bukan bahasa.
e. Bahasa itu Arbitrer
Kata arbitrer bisa diartikansewenang-wenang, berubah-rubah, tidak tetap, yang disebut dengan istilah arbitrer itu adalah tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut.
f. Bahasa itu konvensional
Semua anggota masyarakat bahasa harus itu mematuhi konvensi bahwa lambang tertentu itu digunakan untuk mewakili konsep yang diwakilinya.
g. Bahasa itu produktif
Kata produktif adalah bentuk ajektif dari kata benda produksi. Arti produktif adalah banyak hasilnya atau lebih tepat terus menerus menghasilkan.
h. Bahasa itu unik
Unik artinya mempunyai ciri khas yang spesifik yang tidak dimiliki oleh yang lain.
i. Bahasa itu universal
Artinya ada ciri-ciri yang sama yang dimilikinya oleh setiap bahasa yang ada di dunia ini
j. Bahasa itu dinamis
Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu, sebagai makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat.
k. Bahasa itu bervariasi
Setiap bahasa digunakan oleh sekelompok orang yang termasuk dalam suatu masyarakat bahasa.
l. Bahasa itu manusiawi
Alat komunikasi manusia yang namanya bahasa adalah bersifat manusiawi. Dalam arti hanya milik manusia dan hanya dapat digunakan oleh manusia.
S. J. Warouw (1956: 16) berpendapat suatu pengetahuan dapat dianggap sebagai ilmu apabila memenuhi syarat:[5]
a. Pengetahuan itu harus teratur (sistematis) sehingga merupakan suatu disiplin.
b. Pengetahuan itu harus bersifat progresif artinya terus menerus mengusahakan tingkatan lebih tinggi.
c. Mempunyai otonomi artinya bebas dalam kalangan sendiri.
Melihat syarat-syarat ini, ilnguistik memang merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan atau merupakan suatu disiplin. Linguistik mempunyai objek. Objeknya adalah bahasa. Bahasa yang dimaksud disini adalah bahasa manusia.[6]
Yang menjadi Objek Kajian Linguistik yaitu :
a. Linguistik Teoritis yaitu Bertujuan untuk mencari atau menemukan teori – teori / kaidah-kaidah Linguistik
b. Linguistik Terapan yaitu Bertujuan untuk menerapkan kaidah-kaidah linguistik dalam kegiatan praktis (Pengajaran/ Penerjemahan / Penyusunan Kamus )
c. Linguistik Sejarah yaitu Bertujuan untuk mengkaji perkembangan dan perubahan suatu bahasa atau sejulah bahasa baik dengan memperbandingkan-Nya atau pun tidak.
d. Sejarah Linguistik yaitu Bertujuan untuk mengkaji perkembangan ilmu linguistik baik mengenai tokoh-tokohnya, aliran-aliran teorinya maupun hasil-hasil kerjanya.
Ruang Lingkup Ilmu al-Lughah.
Sebagaimana yang telah diketahui bahwa bahasa itu sangat komplek dan universal, yang terdiri atas komponen-komponen yang satu sama lain berkaitan erat, umpanya segi bunyi, susunan kata dan makna yang dikandungnya. Adapun cakupan atau ruang lingkup linguistik ada empat macam yaitu:
1. Linguistik umum (general linguistik) yaitu ilmu bahasa secara umum.
2. Linguistik historik disebut juga linguistik diakronik yaitu cabang linguistik yang mempelajari perkembangan sejarah bahasa tertentu.
3. Linguistik komparatif yaitu studi pernbandingan antara bahasa-bahasa serumpun dan perkembangan-perkembangan sejarah satu bahasa.
4. Linguistik deskriftif yaitu memberikan deskripsi (pemerian) dan analisis bahasa.[7]
a. Fonologi
Fonologi mengacu pada sistem bunyi bahasa. Misalnya dalam bahasa Inggris, ada gugus konsonan yang secara alami sulit diucapkan oleh penutur asli bahasa Inggris karena tidak sesuai dengan sistem fonologis bahasa Inggris, namun gugus konsonan tersebut mungkin dapat dengan mudah diucapkan oleh penutur asli bahasa lain yang sistem fonologisnya terdapat gugus konsonan tersebut. Contoh sederhana adalah pengucapan gugus ‘ng’ pada awal kata, hanya berterima dalam sistem fonologis bahasa Indonesia, namun tidak berterima dalam sistem fonologis bahasa Inggris. Kemaknawian utama dari pengetahuan akan sistem fonologi ini adalah dalam pemberian nama untuk suatu produk, khususnya yang akan dipasarkan di dunia internasional. Nama produk tersebut tentunya akan lebih baik jika disesuaikan dengan sistem fonologis bahasa Inggris, sebagai bahasa internasional.
b. Fonetik
Fonetik adalah bagian dari linguistik yang mempelajari proses ujaran. Fonetik ini termasuk ilmu yang netral, dalam arti tidak harus dialamatkan pada bahasa tertentu saja. Prinsip-prinsip atau penemuan fonetik bisa diterapkan pada bahasa apa saja, sesuai dengan tugasnya,mempelajari proses ujaran, maka fonetik mau tidak mau akan menyangkut anatomi, khususnya organ-organ tubuh yang terlibat dalam proses penghasilan ujaran.[8]
c. Morfologi
Morfologi lebih banyak mengacu pada analisis unsur-unsur pembentuk kata. Sebagai perbandingan sederhana, seorang ahli farmasi (atau kimia?) perlu memahami zat apa yang dapat bercampur dengan suatu zat tertentu untuk menghasilkan obat flu yang efektif; sama halnya seorang ahli linguistik bahasa Inggris perlu memahami imbuhan apa yang dapat direkatkan dengan suatu kata tertentu untuk menghasilkan kata yang benar. Misalnya akhiran –en dapat direkatkan dengan kata sifat dark untuk membentuk kata kerja darken, namun akhiran –en tidak dapat direkatkan dengan kata sifat green untuk membentuk kata kerja. Alasannya tentu hanya dapat dijelaskan oleh ahli bahasa, sedangkan pengguna bahasa boleh saja langsung menggunakan kata tersebut. Sama halnya, alasan ketentuan pencampuran zat-zat kimia hanya diketahui oleh ahli farmasi, sedangkan pengguna obat boleh saja langsung menggunakan obat flu tersebut, tanpa harus mengetahui proses pembuatannya.
d. Sintaksis
Analisis sintaksis mengacu pada analisis frasa dan kalimat. Salah satu kemaknawiannya adalah perannya dalam perumusan peraturan perundang-undangan. Beberapa teori analisis sintaksis dapat menunjukkan apakah suatu kalimat atau frasa dalam suatu peraturan perundang-undangan bersifat ambigu (bermakna ganda) atau tidak. Jika bermakna ganda, tentunya perlu ada penyesuaian tertentu sehingga peraturan perundang-undangan tersebut tidak disalahartikan baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
e. Semantik
Kajian semantik membahas mengenai makna bahasa. Analisis makna dalam hal ini mulai dari suku kata sampai kalimat. Analisis semantik mampu menunjukkan bahwa dalam bahasa Inggris, setiap kata yang memiliki suku kata ‘pl’ memiliki arti sesuatu yang datar sehingga tidak cocok untuk nama produk/benda yang cekung. Ahli semantik juga dapat membuktikan suku kata apa yang cenderung memiliki makna yang negatif, sehingga suku kata tersebut seharusnya tidak digunakan sebagai nama produk asuransi. Sama halnya dengan seorang dokter yang mengetahui antibiotik apa saja yang sesuai untuk seorang pasien dan mana yang tidak sesuai.
f. Leksikografi
Leksikografi adalah bidang ilmu bahasa yang mengkaji cara pembuatan kamus. Sebagian besar (atau bahkan semua) sarjana memiliki kamus, namun mereka belum tentu tahu bahwa penulisan kamus yang baik harus melalui berbagai proses.
Secara umum, definisi yang diberikan dalam kamus tersebut seharusnya dapat mudah dipahami oleh pelajar karena semua entri dalam kamus tersebut hanya didefinisikan oleh sekelompok kosa kata inti. Bagaimana kosa-kata inti tersebut disusun? Tentu hanya ahli bahasa yang dapat menjelaskannya.[9]
C. Tujuan dan Manfaat ‘ilm al-Lughah
Tujuan ilmu ini untuk memberikan pedoman dalam percakapan, pidato, surat-menyurat, sehingga seseorang dapat berkata-kata dengan baik dan menulis dengan baik’ pula.
D. Fungsi dan Metode ‘ilm al-Lughah
Dengan bahasa kita mengetahui apa yang terjadi pada masa lampau, orang yang dapat menyampaikan apa yang dirasakannya kepada orang lain. Adapun fungsi dari bahasa( اللغة ) adalah:
a. Alat Berinteraksi
b. Alat untuk Menyampaikan Pikiran, Gagasan, Ide dan persaaan
c. Alat berkomunikasi baik lisan / tulisan
d. Ekspresi : Mengambarkan Rasa
e. Informasi : Menyampaikan sesuatu
f. Eksplorasi : Menjelaskan Suatu hal/perkara
g. Persuasi : Mengaruhi
h. Entertaimen : Menghibur
Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapaik maksud (dalam ilmu pengetahuan, dsb); cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan yang mencapai tujuan yang ditentukan.
Pemahaman metode yang disebutkan sebagai cara kerja atau system dalam pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.[10]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahasa adalah suatu alat komunikasi, dan kata bahasa itu sendiri memiliki lebih dari satu makna diantaranya:
1) Bahasa sebagai sistem; 2) Bahasa sebagai lambang; 3) Bahasa sebagai bunyi; 4) Bahasa itu bermakna; 5) Bahasa itu Arbitrer; 6) Bahasa itu konvensional; 7) Bahasa itu Poduktif; 8) Bahasa itu unik; 9) Bahasa itu universal; 10) Bahasa itu dinamis; 11) Bahasa itu bervriasi; 12) manusiawi.
Fungsi dan metode Bahasa itu untuk menyampaikan apa yang dirasakan dan metode adalah yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapaik maksud (dalam ilmu pengetahuan, dsb): cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan yang mencapai tujuan yang ditentukan.
B. Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan adalah :
1. Saya harapkan kepada para teman-teman untuk berperan aktif dalam mengikuti pelajaran-pelajaran yang disajikan oleh dosen-dosen.
2. Saya harapkan kepada dosen-dosen untuk tetap memberi motivasi, bimbingan kepada mahasiswa dalam melakukan tugas-tugas yang akan datang.
3. Akhirnya saya harapkan kepada para seluruh pembaca untuk berperan aktif dalam pembahasan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah, A. Chaedar. 1993. Linguistik Suatu Pengantar. Bandung : Angkasa
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta
Djajasudarma, Fatimah. 1993. Metode Linguistik. Bandung: Aditama
http://id-id.facebook.com/notes/alfiyyah-ibnu-malik/ilmu-lughah-atau-linguistik arab/260476860630505.oleh: Dayun. Di unduh pada tanggal 21/09/2011.
Machali, Rochayah. 2000. Pedoman Bagi Penerjemah. Jakarta: Grasindo
Pateda, Mansoer. 1994. Linguistik (sebuah pengantar). Bandung: Angkasa
[1]http://id-id.facebook.com/notes/alfiyyah-ibnu-malik/ilmu-lughah-atau-linguistik arab/260476860630505.oleh: Dayun. Di unduh pada tanggal 21/09/2011.
[2] A. Chaedar, Alwasilah, 1993, Linguistik Suatu Pengantar, Bandung : Angkasa, H. 77
[3] Ibid. h. 78.
[4] Abdul Chaer. 2007. Linguistik Umum Edisi Baru. Jakarta: Rineka Cipta. hal. 30
[5] Ibid, h. 35
[6] Mansoer Pateda. 1994. Linguistik (sebuah pengantar). Bandung : Angkasa. hal. 2
[7] A. Chaedar Alwasilah, Op,Cit. h. 91
[8] Ibid. h. 96
[9] Ibid. h. 97
[10] Fatimah Djajasudarma. 2006. Metode Linguistik. Bandung: Aditama
Source: herliyansyah