Komunikasi teurapetik dan advokasi
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang mendorong proses penyembuhan klien (Depkes RI, 1997). Dalam pengertian lain mengatakan bahwa komunikasi terapeutik adalah proses yang digunakan oleh perawat memakai pendekatan yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan pada klien. Untuk mengatasi hambatan komunikasi terapeutik, perawat harus siap untuk mengungkapkan perasaan emosional yang sangat kuat dalam konteks hubungan perawat-klien (Hamid, 1998). Awalnya, perawat harus mempunyai pengetahuan tentang hambatan komunikasi terapeutik dan mengenali perilaku yang menunjukkan adanya hambatan tersebut. Latar belakang perilaku digali baik klien atau perawat bertanggung jawab terhadap hambatan terapeutik dan dampak negative pada proses terapeutik. Dan Advokasi tidak hanya sekedar melakukan lobby politik,tetapi mencakup kegiatan persuasif ,memberikan semangat dan bahkan sampai memberikan pressure atau tekanan kepada para pemimpin institusi.Advokasi tidak hanya dilakukan individu,tetapi juga oleh kelompok atau organisasi,maupun masyarakat.Tujuan utama advokasi adalah untuk mendorong kebijakan publik seperti dukungan tentang kesehatan.
. Komunikasi teurapetik dan advokasi termasuk dalam aspek persuasif, berikut ulasannya :
Stuart G.W. (1998), komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpesonal antara bidan dengan pasien, dalam hubungan ini bidan dan pasien memperoleh pengalaman belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional pasien.
Menurut Stuart, tujuan terapeutik diarahkan pada pertumbuhan klien, yaitu sebagai berikut :
? Realisasi diri, penerimaan diri dan rasa hormat pada diri sendiri.
? Identitas diri yang jelas dan integritas diri yang tinggi.
? Kemampuan membina hubungan interpersonal yang intim, saling tergantung dan mencintai.
? Peningkatan fungsi dan kemampuan yang memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan personal yang realistis.
Menurut ahli retorika ( Foss and Foss, et al : 1980) advokasi diartikan sebagai upaya persuasi yang mencakup kegiatan : penyadaran, rasionalisasi, argumentasi dan rekomendasi tindak lanjut mengenai sesuatu hal.
Menurut Hopkins (1990) advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui bermacam-macam bentuk komunikasi persuasif. Dari beberapa catatan tersebut dapat disimpulkan secara ringkas, bahwa advokasi adalah upaya atau proses untuk memperoleh komitmen yang dilakukan secara persuasif dengan menggunakan informasi yang akurat dan tepat.
Dari berbagai kesimpulan diatas maka dapat disimpulkan bahwa segala kegiatan komunikasi teurapetik dan advokasi adalah aspek persuasif karena keduanya baik langsung dan tidak langsung dapat mengubah paradigma yang di stimulasi kepada target komunikasi.
2.Ilustrasi kasus:
Komunikasi seorang Psikiater kepada seorang anak penderita hemofilia, komunikasi yang terjadi secara teurapetik misalkan seperti ini : “Nak, kamu dapat bercerita apapun yang kamu rasakan, dan anggaplah saya buku diary mu “ (menumbuhkan simpati dan sugesti) sedangkan,
komunikasi advokasi yang terjadi misalkan seperti : “Ketika sakit kita harus bangkit melawan penyakit itu, Tuhan pasti memberikan kesembuhan untukmu Nak!” (memberikan advokasi tentang kesembuhan) . Dari hal ini maka semua kegiatan tersebut termasuk aspek persuasif.