Menu Close

Macam-macam puisi lama dan Macam-Macam Puisi Modern

Macam-macam puisi lama

a) Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib

b) Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka

c) Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek

d) Seloka adalah pantun berkait

e) Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat

f) Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita

g) Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris

Macam-Macam Puisi Modern

Adapun macam-macam puisi modern yang dikemukakan oleh Suroto (1989: 65), adalah sebagai berikut.

(a)      Balada

Balada ialah puisi yang berisi suatu cerita. Misalnya, Jante Arkidam karya Ajib Rosidi, Nyanyian Angsa karya W.S. Rendra, Balada Terbunuhnya Atmo Karpo karya W.S. Rendra.

(b)     Romance 

Romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan kasih sayang terhadap kekasih.

 (c)      Elegi

Elegi adalah puisi yang mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah karena sedih, rindu atau murung, terutama karena kematian seseorang. Puisi Amir Hamzah yang terkumpul dalam bukunya yang berjudul Nyanyi Sunyi dan Buah Rindu kebanyakan tergolong jenis ini.

 (d)     Himne (Gita puja)

Himne ialah puisi yang berisi puji-pujian terhadap Tuhan atau sesuatu yang dimuliakan seperti pahlawan.

(e)      Ode

Ode ialah puisi yang bertema mulia, berciri nada dan gaya yang sangat resmi serta bersifat menyanjung. Ode dapat melukiskan peristiwa umum yang penting atau peristiwa yang menyangkut kehidupan pribadi.

 (f)      Satire

Satire ialah karya sastra baik prosa maupun puisi yang berisi kritikan tajam atau bahkan sindirandan cemoohan terhadap kepincangan – kepincangan sosial atau penyalahgunaan dan kebodohan manusia serta pranatanya.

Tujuan kritikan tersebut untuk mengoreksi penyelewengan dengan jalan mencetuskan kemarahan dan tawa bercampur dengan kecaman dan ketajaman pikiran.

Macam-macam puisi baru

Ada beberapa macam puisi modern yang dikemukakan oleh Waluyo (dalam Suroto, 1989: 74) puisi-puisi tersebut adalah sebagai berikut.

(a)      Puisi kamar, ialah puisi yang cocok dibaca sendirian atau dengan satu dua orang pendengar saja di kamar.

(b)     Puisi auditorium, ialah puisi yang cocok untuk dibaca di auditorium, di mimbar yang jumlah pendengarnya bisa ratusan orang.

(c)      Puisi fisikal, puisi yang bersifat realitas artinya menggambarkan kenyataan apa adanya.

(d)     Puisi platonik, ialah puisi yang sepenuhnya berisi hal-hal yang bersifat spiritual kejiwaan.

(e)      Puisi metafisikal, ialah puisi yang bersifat filosofis dan mengajak pembaca untuk merenungkan kehidupan dan merenungkan Tuhan.

(f)      Puisi subjektif, ialah puisi yang mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan dan suasana dalam diri penyair sendiri.

(g)     Puisi objektif, ialah puisi yang mengungkapkan hal-hal diluar diri penyair itu sendiri.

(h)     Puisi diafan, ialah puisi yang sedikit sekali menggunakan pengimajinasian kata-kata yang digunakan sangat konkret dan bahasa bersifat figuratif, sehingga puisinya mirip dengan bahasa sehari-hari.

(i)       Puisi prismatis, ialah puisi yang memunculkan berbagai  macam makna berkat kemampuan penyair yang mampu menciptakan majas, versifikasi, diksi dan pengimajinasian secara serasi dan seimbang. Dengan demikian puisi tersebut seolah memancarkan sinar makna dari sebuah prisma.

(j)       Puisi parnaisan, ialah puisi yang mengandung nilai-nilai keilmuan. Puisi ini diciptakan dengan dasar pertimbangan ilmu dan pengetahuan bukan inspirasi.

(k)     Puisi inspiratif, ialah puisi yang diciptakan berdasarkan mood atau passion.  Suasana batin benar-benar terlibat dalam puisi ini. Misalnya, Senja di Pelabuhan Kecil karya Chairil Anwar.

(l)       Puisi demonstratif, ialah puisi yang melukiskan dan merupakan hasil refleksi demonstrasi. Puisi jenis ini pada umumnya bersifat kelompok, jadi bukan menyuarakan gejolak individu. Misalnya puisi demonstrasi yang muncul tahun ’66 yang berjudul Hati Nurani karangan Sandy Tyas.


Sumber : http://mas-cahyadi.blogspot.co.id/2016/10/macam-macam-puisi-lama-mantra-adalah.html

Leave a Reply