Pendapat Ulama Tentang Makna al-Qur’an Turun dalam Tujuh Huruf
Terdapat perbedaan pendapat ulama dalam memahami al-Qur’an diturunkan dengan tujuh huruf. Ibnu Hibban berkata: “Terjadi perbedaan pendapat ahli ilmu tentang al-Qur’an diturunkan dengan tujuh huruf mencapai 35 pendapat,” di antaranya yaitu:
Sebagian besar ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan tujuh huruf adalah tujuh bahasa dari bahasa-bahasa yang ada di Arab dalam satu makna.
Tujuh huruf itu adalah tujuh bahasa dari bahasa-bahasa yang terdapat di Arab yang mana al-Quran diturunkan dengan menggunakan bahasa-bahasa tersebut.
Sebagian ahli ilmu mengatakan bahwa tujuh huruf itu adalah tujuh bentuk, yakni al-amr, an-Nahy, al-Wa’ad, al-Wa’iid, al-Jadl, al-Qashash, dan al-Mitsal.
Ada yang berpendapat bahwa tujuh huruf itu adalah tujuh bentuk perubahan yang terjadi perbedaan di dalamnya, yaitu:
Perbedaan isim-isim pada mufrad, mudzakkar, dan cabang-cabangnya yaitu tatsniyah, jama’, dan ta’nits. Misalnya Firman Allah:
و الذين هم لأماناتهم و عهدهم راعون (المزمنون: 8
Dibaca li amanatihim dengan jama’ dan li amanatihim dengan mufrad.
Perbedaan dalam I’rab, seperti firman Allah:
ما هذا بشرا (يوسف: 31)
Umumnya membaca dengan nashab, yang mana ma beramal seperti amalan laisa yaitu bahasa penduduk hijaz dan al-Quran diturunkan dengan bahasa tersebut. Ibnu Mas’ud membaca basyar dengan rafa’, yang merupakan bahasa bani Tamim. Maka mereka tidak mengamalkan ma sebagaimana amalan laisa
Perbedaan dalam tashrif
Perbedaan dalam taqdim dan takhir
Perbedaan dalam Ibdal
Perbedaan dalam penambahan dan pengurangan
Perbedaan dialek (lahjah) seperti bacaan tafkhim (tebal) dan tarqiq (tipis), imalah, izhar, dan Seperti membaca imalah dan tidak imalah yang terdapat pada surat an-Nazi’at: 15
Dibaca dengan meng-imalah-kan kata أتى dan موسى Pendapat ini dipegang oleh Ibnu Qutahibah Imam ar-Razi, al-Zarqani, Ibnu Jazari. Subhi Shalih juga mengikuti pendapat ini dan mengatakan bahwa pendapat inilah yang paling mendekati kebenaran, terutama berbedaan yang terjadi pada lahjah (dialek). Karena ia menonjolkan hikamh besar yang terkandung di dalam hadis Rasulullah saw. mengenai turunnnya al-Quran tujuh huruf. Disinilah terdapat hal-hal yang meringankan dan memudahkan umat Isalm yang terdiri dari berbagai kabilah dialek yang berbeda-beda.
Sebagian ahli ilmu berpendapat bahwa tujuh huruf itu adalah jumlahnya tujuh
Pendapat yang lainnya bahwa tujuh huruf yaitu Qiraat yang tujuh.
Akhir dari al-Qur’an tujuh huruf
Berbeda pendapat ulama tentang akhir dari al-Qur’an tujuh huruf. Apakah masih ada dalam mushaf hari ini atau tidak. Ulama fikih, ulama Qira’at, dan Mutakalliminberpendapat bahwa seluruh huruf ini (tujuh huruf) ada dalam mushaf Utsmaniy. Ulama salaf, khalaf dan para imam kaum muslimin berpendapat bahwa dalam mushaf utsmaniy mencakup apa yang terkandung dalam rasamnya tujuh huruf saja. Al-Thabari dan para pengikutnya berpendapat bahwa mushaf Utsmani hanya mencakup satu huruf dari tujuh huruf yang dengannya al-Quran diturunnkan. Dengan alasan bahwa al-Quran yang mencakup tujuh huruf hanya berlaku pada masa Rasulullah saw. saja, kemudian pada masa Utsman dihapus enam dialek berdasarkan ijma’ para ulama.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
al-Baqi, Muhammad Fu’ad ‘Abd, al-Mu’jam al-Mufahharasy li Alfazh al-Qur’an al-Karim, (Beirut: Dar al-Fikr, 1981), Cet. II
al-Fairuzabady, Majduddin Muhammad bin Ya’kub, al-Qamus al-Muhith, (Beirut: Mu’assasah ar-Risalah, 2005), Cet. VIII
Al-Husain bin Muhammad, Abu al-Qasim, Al-Mufradat fi Gharib al-Qur’an, (Beirut: Maktabah Nazar Mushthafa al-Baz), Juz I
al-Mishriy, Ibnu Manzur al-Afriqiy, Lisan al-Arab, (Beirut: Daru Shadir, 1879), Jilid XII
al-Qaththan, Manna’ Khalil, Mabahits fi Ulum al-Qur’an, (Riyadh: Mansyurat al-‘Ashr al-Hadits, 1990)
al-Shalih, Subhi, Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an, (Beirut: Dar al-Ilmi li al-Malayiin, 1977), Cet. X
Al-Shobuniy, Muhammad Ali, al-Tibyan fi Ulum al-Qur’an, (Pakistan: Maktabah al-Busyra, 2011) Cet. II
Al-Syayi’, Muhammad bin Abdurrahman, Nuzul al-Qur’an al-Karim, (Riyadh: Maktabah al-Malk, 1997)
Al-Zarkasyi, Badaruddin Muhammad bin Abdullah, al-Burhan fi ‘Ulum al-Qur’an, (Beirut: Dar al-Ma’rifah, 1971)
Al-Zarqani, Muhammad Abdul Azhim, Manahil al-‘Irfan fi ‘Ulum al’Qur’an, (Beirut: Dar al-Kitab al-Arabi, 1990), Juz I
Ash-Shiddieqy, Muhammad Hasbi, Sejarah dan Pengantar Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, (Semarang: PT Pustaka Rezki Putra, 2000) Cet. III
‘Atar, Nuruddin, ‘Ulum al-Qur’an al-Karim, (Damaskus: Mathba’ah al-Shabl, 1993)
Ma’luf, Luis, al-Munjid fi al-Lughah wa al-A’lam, (Beirut: Dar al-Masyriq, 1986)
Ridha, Muhammad Rasyid, Al-Wahyu al-Muhammady, (Beirut: Mu’assasah ‘Izz ad-Din, 1985)
Sa’id, Muhammad Ra’afat, Tarekh Nuzul al-Qur’an al-Karim, (al-Jami’ah al-Munawwifiyyah, 2001)
Umar, Nasaruddin, Ulumul Qur’an Mengungkap Makna-makna Tersembunyi al-Qur’an, (Jakarta: al-Ghazali Center, 1020)
Zenrif, MF., Sintesis Paradigma Studi al-Quran, (Malang: UIN-Malang Press, 2008)
Post Views: 20