Pengertian Aqidah Islam
Baiklah mari kita kaji bersama tentang Aqidah Islam, bahwa aqidah berasal dari kata عقد – يعقد – عقيدة artinya kepercayaan atau keyakinan. Sedangkan pengertian aqidah Islam menurut istilah adalah sesuatu yang dipercaya dan diyakini kebenarannya oleh hati manusia, sesuai dengan ajaran Islam dengan berpedoman kepada al-Quran dan Hadits.
Nah, setelah kalian memahami pengertian aqidah Islam, berikutnya memahami cakupan aqidah Islam.
Bahwa aqidah Islam yang bersumber dari alquran dan hadits cakupannya meliputi:
– Kepercayaan akan adanya Allah swt dengan segala sifat-sifat-Nya, yakni sifat wajib, sifat mustahil dan sifat jaiz, serta wujudnya yang dapat dibuktikan dengan keteraturan dan keindahan alam semesta ini.
– Kepercayaan tentang alam gaib; percaya akan adanya alam di balik alam nyata ini yang tidak bisa diamati oleh indra manusia. Demikian pula makhluq-makhluq yang ada di dalamnya seperti malaikat, jin dan ruh.
– Kepercayaan kepada kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para rasul-Nya. Kitab-kitab tersebut diturunkan agar manusia dapat menjadikannya pedoman dalam mengarungi alam beserta segala problematikanya. Dengan menggunakan pedoman tersebut maka manusia dapat membedakan yang baik dan yang buruk, serta yang halal dan yang haram.
– Kepercayaan kepada para rasul Allah yang diutus dan dipilih untuk memberi petunjuk dan bimbingan kepada manuisa agar melakukan hal hal yang baik dan benar.
– Kepercayaan kepada hari akhir serta peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat itu, seperti hari kebangkitan (Ba’ats), adanya pahala dan dosa, surga dan neraka.
– Kepercayaan kepada qadha dan qadar Allah tentang segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini.
Prinsip Aqidah Islam
Setelah kalian memahami pengertian dan ruang lingkup aqidah Islam, perlu kalian pahami tentang prinsip-prinsip aqidah Islam, yaitu :
1. Aqidah Islam sebagai sesuatu yang diwahyukan Allah
Aqidah Islam itu bersumber dari wahyu Allah yang diturunkan melalui malaikat Jibril kepada Rasulullah SAW, untuk diajarkan kepada ummatnya dan terpelihara kemurniaannya sampai hari akhir zaman.
Aqidah Islam bukanlah hasil rekayasa perasaan atau pemikiran Nabi Muhammad SAW sendiri, akan tetapi merupakan ajaran langsung dari Allah SWT sebagaimana yang disebutkan di dalam al-Quran, surat al-Najm ayat 3-4:
”Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. Al-Najm:3-4)
Dalam ayat tersebut Allah menyatakan bahwa apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad adalah benar-benar wahyu adanya, bukan sebuah rekayasa atau buatan Nabi sendiri.
2. Aqidah Islam pada dasarnya tidak berbeda dengan aqidah yang diajarkan oleh para Nabi terdahulu
Nabi dan Rasul bertugas menyampaikan ajaran-ajaran Allah, oleh karena sumber ajaran yang dibawakan oleh para nabi dan rasul itu adalah satu, yaitu berasal dari Allah, maka isi ajaran yang diajarkan sejak nabi Adam hingga Nabi Muhammad adalah sama, yaitu Islam. Sehingga di antara mereka tidak ada perbedaan dalam mengajarkan aqidah kepada ummatnya.
Allah berfirman dalam surat al-Syura, ayat 13:
Dia Telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang Telah kami wahyukan kepadamu dan apa yang Telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. …. (QS. As-Syura:13)
Agama yang dimaksud di sini adalah mengesakan Allah, beriman kepada-Nya. Jadi jelas bahwa aqidah Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad adalah sama seperti yang diajarkan oleh para nabi dan rasul terdahulu.
Perbedaan ajaran para nabi dan rasul terdahulu itu hanya terletak pada syari’at-syari’atnya yang berupa amalan-amalan. Perbedaan syari’at itu terjadi karena perbedaan situasi, cara berfikir, kondisi sosial yang ada, dan sesuai dengan cara pandang msyarakat pada masanya.
3. Aqidah Islam melurusan aqidah-aqidah yang diselewengkan
Aqidah Islam yang dibawa dan diajarkan Nabi Muhammad bukan aqidah yang baru atau merombak aqidah yang diajarkan para nabi dan rasul terdahulu. Melainkan hanya meluruskan aqidah yang dibawa mereka setelah diselewengkan oleh umatnya terdahulu.
Aqidah yang diselewengkan misalnya, adalah penyelewengan yang dilakukan oleh orang-orang yahudi terhadap nabi Sulaiman putra Dawud, mereka menuduh nabi Sulaiman menghimpun kitab yang mengandung sihir dan disimpannya di bawah tahtanya, kemudian dikeluarkan dan disiarkan. Dalam usaha mengacaukan ajaran Islam (aqidah Islam), orang-orang yahudi berusaha menyebarkan sihir yang mereka anggap berasal dari bani Sulaiman. Padahal sebenarnya nabi Sulaiman tidak mengajarkan atau mempraktikkan sihir. Beliau jelas mengetahui dan memahami bahwa perbuatan sihir adalah termasuk pengingkaran terhadap Allah Azza wa Jalla. Sebab sihir sebenarnya adalah tipuan dan muslihat yang hanya dilakukan oleh setan.
Dalam hal ini Allah berfirman :
102. dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), Padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil Yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya Kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir….”. (Qs. Al-Baqoroh : 102)
Contoh lain dari penyelewengan aqidah adalah penyimpangan orang-orang yahudi dan nasrani dalam memahami Isa al-Masih. Islam menjelaskan bahwa nabi Isa adalah putra Maryam yang diangkat oleh Allah menjadi rasul-Nya. Isa adalah anak suci dan bukan anak zina seperti yang dituduhkan oleh orang-orang Yahudi. Beliau juga manusia biasa yang memiliki kelebihan, dan kemudian diangkat oleh Allah menjadi rasul-Nya. Beliau juga bukan Tuhan seperti yang dituduhkan orang Nasrani kepadanya.
Orang yahudi mengingkari keberadaan nabi Isa. Mereka menuduh Maryam melakukan zina dengan seorang yang bernama Yusuf al-Najjar, sehingga melahirkan Isa. Mereka menuduh Isa adalah anak zina.
Selain itu orang yahudi dan nasrani melakukan kesalahan, karena mengakui telah membunuh dan melakukan penyaliban terhadap Isa putra Maryam, padahal mereka sebetulnya tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya. Akan tetapi yang mereka bunuh dan disalib adalah orang yang diserupakan Isa bernama Yudas Iskariot bekas muridnya.
Jelaslah bahwa Islam datang untuk meluruskan penyelewengan-penyelewengan aqidah yang dilakukan oleh ummat terdahulu. Islam memberikan informasi dan pengukuhan bahwa aqidah Islam adalah aqidah atau keyakinan yang benar dan lurus serta wajib untuk dianut dan dipertahankan oleh seluruh ummat manusia.
sumber:akidah