Pengertian Etika Keguruan
Etika secara etimologi berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti watak kesusilaan atau adat. Identik dengan perkataan moral yang berasal dari bahasa Latin “mos” yang dalam bentuk jamaknya “mores” yang berarti juga adat atau cara hidup.[1]
Etika secara terminology, menurut Hamzah Ya’qub yang dikutip Akmal Hawi pengertia etika teologis ialah yang menjadi ukuran baik buruknya perbuatan manusia, didasarkan atas ajaran Tuhan. Segala perbuatan manusia yang diperintahkan Tuhan itulah yang baik dan segala perbuatan yang dilarang oleh Tuhan itulah perbuatan buruk.[2]
Banyak pengertian dari kata guru. Ahli Bahasa Belanda J.E.C Gericke dan T Roorda menerangkan bahwa guru berasal dari bahasa Sansekerta, yang artinya berat, besar, penting, baik sekali, terhormat dan juga berarti pengajar. Organisasi Guru Amerika Serikat (NEA) mengartikan, “Guru adalah semua petugas yang langsung terlibat dalam membimbing tugas-tugas kependidikan”.[3]
Guru adalah Pendidik yang merupakan orang dewasa yang bertanggungjawab memberikan bimbingan atau bantuan kepada siswa dalam perkembangan jasmani dan rohani agar mencapai kedewasaan, mampu melaksanakan tugas sebagai makhluk Tuhan, Khalifah di bumi dan sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri.
Sedangkan pengertian guru bila dilihat dari sudut pandang sosial, budaya dan agama adalah:
Ø Pengertian guru dari sudut pandang sosial adalah orang yang dapat berinteraksi dengan peserta didik dalam hubungan timbal balik antara pendidik dan peserta didik, dapat mengetahui karaketeristik peserta didik dan tidak membedakan antara golongan menengah dan atas, dapat memanfatkan harapan-harapan orang tua dan menerapkannya dalam kelas dalam bentuk norma-norma, bersikap demokratis
Ø Pengertian guru dilihat dari sudut pandang budaya adalah orang yang membimbing kepada peserta didik, mampu menilai kemampuan peserta didik dengan baik, dapat mendidik peserta didiknya dengan menyampaikan sejumlah pengetahuan yang sesuai dengan kurikulum metode dan teknik kontrol tertentu yang berlaku di sekolah, dapat mentransfer ilmu pengetahuannya dengan baik
Ø Pengertian guru dilihat dari sudut pandang agama adalah orang yang berilmu dan mengamalkannya, yang memiliki kepribadian muslim yang kaffah, yang melaksanakan tindakan mendidik secara Islami, yang mempunyai kedudukan utama dan sangat penting.
Jadi dari pengertian etika keguruan diatas dapat kami simpulkan bahwasannya etika keguruan adalah tingkah laku yang baik dan mana yang kurang baik yang diperlihatkan secara keseluruhan daripada kaidah-kaidah moral yang nampak dalam perbuatan manusia yang diperlihatkan kepada guru kepada anak didiknya agar anak didik tersebut terangsang untuk mengikutinya.
Etika yang pada dasarnya menganalisa tingkah laku, moral, adat, kebiasaan, cara berpikir, yang kemudian mendorong seseorang bersikap dan bertindak etis, adalah merupakan hal yang terpenting untuk dipelajari dan diinternalisasikan. Diketahui bahwa etika itu menyelidiki segala perbuatan manusia kemudian menetapkan hukumnya baik atau buruk, akan tetapi bukanlah semua perbuatan itu dapat diberi hukum seperti ini, karena perbuatan manusia itu ada yang timbul tiada dengan kehendak, seperti bernapas, detak jantung dan memicingkan mata dengan tiba-tiba waktu berpindah dari gelap ke cahaya, maka inilah inilah bukan persoalan pokok etika, dan tidak dapat memberi hukum “baik atau buruk”, dan bagi yang menjalankan tiada dapat kita sebut orang yang baik atau orang yang buruk, dan tidak dapat dituntut. Dan ada pula perbuatan yang timbul karena kehendak dan setelah dipikir masak-masak akan hasil dan akibatnya, sebagaimana orang yang melihat pendirian rumah sakit yang dapat memberi manfaat kepada penduduknya dan meringankan penderitaan sesama, kemudian ia lalu bertindak mendirikan rumah sakit itu.
sumber:
https://derajatyangberilmu.blogspot.co.id/2017/04/kompetensi-guru-pai-etika-keguruan.html