Pengertian Eubacteria dan Archaebacteria, Kelompok dan Sejarahnya
Penjelasan Eubacteria dan Archaebacteria
Penjelasan Eubacteria dan Archaebacteria - Eubacteria dan Archaebacteria merupakan kelompok organisme mikroskopis uniseluler yang sederhana. Ciri kas kelompok ini adalah selnya belum mempunyai membran nukleus, sehingga kromosomnya tersebar di sitoplasma yang disebut daerah inti.
Sel demikian disebut sel prokariot, sedangkan sel-sel yang telah mempunyai membran inti disebut sel eukariot. Masih ingatkah kamu, apakah yang dimaksud kromosom, ADN, inti sel, dan membran inti ?
Kelompok organisme prokariot ini dalam sistem klasifikasi menurut Copeland (1956) dan Whittaker (1969) disatukan dalam kingdom Monera. Namun sistem klasifikasi terbaru yang diusulkan ahli mikrobiologi Amerika Carl Woese pada tahun 1977 dan 1990 Monera dipisahkan menjadi dua kelompok berdasarkan perbedaan struktur dinding sel dan fisiologinya yaitu Archaebacteria dan Eubacteria.
Eubacteria meliputi kelompok bakteri dan Cyanobacteria (bakteri fotosintetik, dulu disebut ganggang hijau biru). Sedangkan Archaebacteria meliputi kelompok mikroorganisme yang hidup di lingkungan yang ekstrim dan mempunyai sifat fisiologis, materi genetik, dan komposisi sel yang berbeda dengan bakteri.
Eubacteria (bakteri) merupakan organisme mikroskopis uniseluler (bersel tunggal) yang paling banyak dijumpai di dunia. Ilmuwan yang meneliti bakteri pertama kali adalah Antoni van Leeuwenhoek pada tahun 1674 menggunakan mikroskop ciptaannya sendiri.
Istilah bakteri diperkenalkan oleh Ehrenberg pada tahun 1828 yaitu dari bahaya Yunani bacterium yang berarti tongkat kecil. Berdasarkan fosil yang ditemukan, diduga bakteri telah ada sekurang-kurangnya 3,2 milyar tahun yang lalu. Ilmu yang mempelajari tentang bakteri disebut bakteriologi yang merupakan bagian dari mikrobiologi.
Bakteri dapat ditemukan hampir di semua tempat, baik di udara, air, tanah, laut, es, sumber air panas, hingga di dasar lautan, bahkan di lingkungan yang tidak memungkinkan bagi organisme lain untuk hidup. Penyebaran yang luas ini disebabkan karena ukurannya kecil, bentuknya sederhana, kemampuan metabolismenya tinggi, dan dapat menggunakan hampir semua jenis senyawa organik sebagai sumber makanannya.