Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Perangkat pembelajaran
menjadi pendukung buku dalam pencapaian kompetensi dasar siswa adalah lembar
kegiatan siswa (LKS). Lembar ini diperlukan guna mengarahkan proses belajar
siswa, dimana pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik, maka dalam serangkaian
langkah aktivitas siswa harus berkenaan dengan tugas-tugas dan pembentukan
konsep matematika. Dengan adanya lembar kegiatan siswa ini, maka partisipasi
aktif peserta didik sangat diharapkan, sehingga dapat memberikan kesempatan
lebih luas dalam proses konstruksi pengetahuan dalam dirinya.
menjadi pendukung buku dalam pencapaian kompetensi dasar siswa adalah lembar
kegiatan siswa (LKS). Lembar ini diperlukan guna mengarahkan proses belajar
siswa, dimana pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik, maka dalam serangkaian
langkah aktivitas siswa harus berkenaan dengan tugas-tugas dan pembentukan
konsep matematika. Dengan adanya lembar kegiatan siswa ini, maka partisipasi
aktif peserta didik sangat diharapkan, sehingga dapat memberikan kesempatan
lebih luas dalam proses konstruksi pengetahuan dalam dirinya.
Trianto (2007a:73)
menguraikan bahwa lembar kegiatan siswa adalah panduan siswa yang digunakan
untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Lembar kegiatan
ini dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun
panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan
eksperimen atau demonstrasi.
menguraikan bahwa lembar kegiatan siswa adalah panduan siswa yang digunakan
untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Lembar kegiatan
ini dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun
panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan
eksperimen atau demonstrasi.
Untuk menyusun perangkat
pembelajaran berupa LKS, Depdiknas (2008b:23) menguraikan rambu-rambunya, bahwa
LKS akan memuat paling tidak: judul, kompetensi dasar yang akan dicapai, waktu
penyelesaian peralatan/ bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas,
informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang
harus dikerjakan.
pembelajaran berupa LKS, Depdiknas (2008b:23) menguraikan rambu-rambunya, bahwa
LKS akan memuat paling tidak: judul, kompetensi dasar yang akan dicapai, waktu
penyelesaian peralatan/ bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas,
informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang
harus dikerjakan.
Langkah-langkah
persiapan LKS dijelaskan dalam Depdiknas (2008a: 23-24) sebagai berikut:
persiapan LKS dijelaskan dalam Depdiknas (2008a: 23-24) sebagai berikut:
Analisis kurikulum.
Analisis ini dilakukan dengan memperhatikan materi pokok, pengalaman belajar
siswa, dan kompetensi yang harus dicapai siswa.
Analisis ini dilakukan dengan memperhatikan materi pokok, pengalaman belajar
siswa, dan kompetensi yang harus dicapai siswa.
Menyusun peta kebutuhan
LKS. Peta kebutuhan LKS berguna untuk mengetahui jumlah kebutuhan LKS dan
urutan LKS.
LKS. Peta kebutuhan LKS berguna untuk mengetahui jumlah kebutuhan LKS dan
urutan LKS.
Menentukan judul-judul
LKS. Judul LKS harus sesuai dengan KD, materi pokok dan pengalaman belajar.
LKS. Judul LKS harus sesuai dengan KD, materi pokok dan pengalaman belajar.
Penulisan LKS.
Langkah-langkahnya: (1) perumusan KD yang harus dikuasai, (2) menentukan alat
penilaian, (3) penyusunan materi dari berbagai sumber, (4) memperhatikan
struktur LKS, yang meliputi: (a) judul, (b) petunjuk belajar, (c) kompetensi
yang akan dicapai, (d) informasi pendukung, (e) tugas dan langkah-langkah
kerja, dan (f) penilaian.
Langkah-langkahnya: (1) perumusan KD yang harus dikuasai, (2) menentukan alat
penilaian, (3) penyusunan materi dari berbagai sumber, (4) memperhatikan
struktur LKS, yang meliputi: (a) judul, (b) petunjuk belajar, (c) kompetensi
yang akan dicapai, (d) informasi pendukung, (e) tugas dan langkah-langkah
kerja, dan (f) penilaian.
Tes Hasil Belajar (THB)
Untuk menyatakan bahwa
suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki
pandangan masing-masing. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita
berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini, antara lain bahwa suatu proses
belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila
Kompetensi Dasar (KD)-nya dapat dicapai.
suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki
pandangan masing-masing. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita
berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini, antara lain bahwa suatu proses
belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila
Kompetensi Dasar (KD)-nya dapat dicapai.
Untuk mengetahui
tercapai tidaknya KD, guru perlu mengadakan tes setiap selesai menyajikan satu
bahasan kepada siswa. Fungsi penilaian ini adalah memberikan umpan balik kepada
guru dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar dan melaksanakan program
berikutnya bagi siswa belum berhasil.
tercapai tidaknya KD, guru perlu mengadakan tes setiap selesai menyajikan satu
bahasan kepada siswa. Fungsi penilaian ini adalah memberikan umpan balik kepada
guru dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar dan melaksanakan program
berikutnya bagi siswa belum berhasil.
Tes hasil belajar
menurut Trianto (2007a:76) adalah: Butir tes yang digunakan untuk mengetahui
hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, tes ini dibuat
mengacu pada kompetensi dasar yang ingin dicapai, dijabarkan ke dalam indikator
pencapaian hasil belajar dan disusun berdasarkan kisi-kisi penulisan butir soal
lengkap dengan kunci jawabannya serta lembar observasi penilaian psikomotor
kinerja siswa.
menurut Trianto (2007a:76) adalah: Butir tes yang digunakan untuk mengetahui
hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, tes ini dibuat
mengacu pada kompetensi dasar yang ingin dicapai, dijabarkan ke dalam indikator
pencapaian hasil belajar dan disusun berdasarkan kisi-kisi penulisan butir soal
lengkap dengan kunci jawabannya serta lembar observasi penilaian psikomotor
kinerja siswa.
Sejalan pendapat di
atas, Hudoyo (1988:144) mengemukakan bahwa: Cara menilai hasil belajar
matematika biasanya menggunakan tes. Maksud tes yang utama adalah mengukur
hasil belajar yang dicapai oleh seseorang yang belajar matematika. Di samping
itu tes juga dipergunakan untuk menentukan seberapa jauh pemahaman terhadap
materi yang telah dipelajari.
atas, Hudoyo (1988:144) mengemukakan bahwa: Cara menilai hasil belajar
matematika biasanya menggunakan tes. Maksud tes yang utama adalah mengukur
hasil belajar yang dicapai oleh seseorang yang belajar matematika. Di samping
itu tes juga dipergunakan untuk menentukan seberapa jauh pemahaman terhadap
materi yang telah dipelajari.
Untuk mengukur hasil
belajar digunakan tes hasil belajar, Subino, (1987) mengatakan bahwa Idealnnya
sebelum tes dipergunakan maka tes tersebut harus memenuhi syarat-syarat tes
yang baik memenuhi kriteria validitas dan reliabel. Validitas adalah ketepatan
tes dalam mengukur apa yang harus diukur, seberapa baikkah tes tersebut dapat
melaksanakan tugas yang diembannya, sedangkan realiabilitas adalahk
ekonsistenan alat ukur.
belajar digunakan tes hasil belajar, Subino, (1987) mengatakan bahwa Idealnnya
sebelum tes dipergunakan maka tes tersebut harus memenuhi syarat-syarat tes
yang baik memenuhi kriteria validitas dan reliabel. Validitas adalah ketepatan
tes dalam mengukur apa yang harus diukur, seberapa baikkah tes tersebut dapat
melaksanakan tugas yang diembannya, sedangkan realiabilitas adalahk
ekonsistenan alat ukur.