Sistem Ekskresi adalah salah satu sistem organ yang dibina atas organ-organ secretory untuk melakukan fungsi sekresi. Ekskresi dikenal sebagai proses pengeluaran materi-materi yang tidak digunakan lagi oleh tubuh sebagai zat-zat sisa aktivitas metabolisme tubuh, seperti zat-zat berlebih, sampah atau yang berbahaya bagi tubuh 1. Zat-zat sisa tesebut apabila tidak dikeluarkan dalam tubuh, maka dapat membahayakan hidup organisme tersebut, bahkan zat tersebut dapat bersifat racun apabila terus berada di dalam tubuh. Secara umum sistem ekskresi membantu terjaganya homeostasisorganisme, melalui pengaturan keseimbangan air dan penghilangan substansi-substansi yang berbahaya bagi tubuh 2. Homeostasis adalah kemampuan suatu organisme untuk selalu menjaga kondisi internal tubuh agar tetap konstan (tidak berubah) tanpa terpengaruh kondisi eksternal tubuh. Pengaturan kondisi internal tersebut (kesimbangan air di dalam tubuh) dilakukan melalui suatu proses yang dinamakan osmoregulasi. Osmoregulasi merupakan proses untuk mengontrol keseimbangan air di dalam sel atau organisme dengan tanggap terhadap kondisi lingkungan yang mengelilinginya melalui proses osmosis 3. Osmoregulasi dapat juga dikatakan sebagai penyerapan serta eksresi air dan substansi terlarut sehingga kesimbangan air tetap terjaga melalui pengaturan kondisi tekanan osmotic di antara organisme dengan lingkungan yang mengelilinginya 3.
Mekanisme ekskresi bervariasi untuk setiap macam organisme yang ada. Berikut macam-macam alat atau mekanisme ekskresi yang kita kenal lengkap dengan gambar dan video animasinya.
Vakuola kontraktil, dimiliki oleh organisme protista, seperti paramaecium dan amoeba. Vakuola kontraktil akan mengakumulasi air atau zat yang akan dibuang dari sel yang selanjutnya vakuola tersebut bergabung (berfusi) dengan membrane plasma dan akhirnya membuang isi vakuola ke luar sel.
Sel-sel api (Flame Cell), dimiliki oleh organisme Platyhelmintes, seperti planaria. Sel-sel api didistribusikan sepanjang sistem tabung bercabang. Cairan tubuh disaring melalui sel-sel api, dengan cara memindahkan cairan ke dalam sistem tabung yang dimiliki organisme tesebut. Zat buangan (air dan garam) disekresi dari sistem tabung melalui lubang-lubang (pori-pori) yang ke luar tubuh.
Nephridia (atau metanephridia), dimiliki oleh kebanyakan annelida, terdapat di setiap segmen-segmen tubuhnya. Cairan interstitial masuk ke dalam nefridium melalui nephrostome.
Bulu Malpighi, terdapat pada kebanyakan antropoda seperti kelompok insekta. Tabung-tabung melekat pada bagian tengah (midsection) dari sistem pencernaan insekta, mengumpulkan cairan tubuh dari hemoplymph yang membasahi sel. Cairan-cairan tersebut, yang mengandung buangan nitrogen dan material (garam dan mineral) akan disalurkan ke dalam midgut.
Ginjal, Sistem Eksresi pada Manusia. Ginjal manusia berjumlah sepasang, masing-masing berada di bagian rongga perut bagian kanan dan kiri ruas rulang belakang. Ginjal memiliki bentuk seperti biji kacang berwarna merah keunguan dengan berat sekitar 200 gram. Fungsi ginjal dalam sistem ekskresi adalah untuk menyaring darah (zat sisa dikeluarkan dalam bentuk urin), mengatur keseimbangan air dalam tubuh dan mengatur konsentrasi garam dalam darah.
Manusia memiliki organ-organ eksresi seperti ginjal, kulit, hati dan paru-paru yang menyusun fungsi eksresi pada tubuh manusia. Masing-masing organ memiliki fungsi ekskresi yang berbeda, kulit untuk berkeringat, hati menghasilkan empedu, paru-paru mengeluarkan karbondioksida dan uap air, serta ginjal yang berperan dalam sistem urinaria (pengeluaran urin).
Referensi :
- Hine, R. 2005. The Facts on File Dictionary of Biology Fourth Edition. Facts on File, Inc., New York.
- Pack, P. E. 2001. Biology 2nd Edition CliffsAP. Hungry Minds, Inc., New York.
- Rittner, D., and Timothy, L. M. 2004. Encyclopedia of Biology. Facts on File, Inc., New York.
- https://wordbiology.wordpress.com/2009/10/27/sistem-ekskresi/