Menu Close

SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA LP3I

Langkah Pasti Raih Prestasi Membangun Negeri
Semangat Membangun Bangsa, bahwa LP3I adalah institute pendidikan yang sangat peduli terhadap masa depan anak-anak negeri yang akan menjadi pemimpin-pemimpin masa depan bangsa Indonesia. Dimana LP3I terus berperan memmbawa anak bangsa lepas dari jeratan pengangguran melalui pendidikan life skills yang revolusioner dengan memakai kurikulum, disiplin, metode pengajaran, pengajar praktisi yang berbasis riil dunia kerja.

Dari Sebuah Tekad
Dalam catatan M. Syahrial Yusuf, san tokoh pendiri LP3I, ada dua alasan yang melatarbelakangi berdirinya lembaga pendidikan LP3I. Alasan pertama, ingin emngaplikasikan teori-teori yang telah ia temukan dalam skripsinya tentang fenomena pengangguran di Indonesia] beserta penanggulangannya. 
Alasan kedua, ia ingin menjadi pengusaha. Karena kedua alasan inilah ia ingin bertekad me]mberikan konstribusi bagi bangsa ini agar bisa menguragi pengangguran Indonesia. Pada tahun pertama berdiri LP3I, belum ada yang istimewa saat itu.Lalu, Syahrial membuat promosi dengan harga dan jaminan kualitas yang menarik. “ Kalau hanya menangani kursus bahasa inggris, akutansi, dan computer saja, sulit bagi LP3I bertahan karena saingan lembaga pendidikan yang sudah menjamur. Untuk itu, ia memang mempunyai kita khusus untuk membesarkan LP3I.
Keberhasilan Mengatasi Hambatan Pada Awal Bangun Usaha
Bukan perkara mudah untuk meyakinkan orang agar mau berinvestasi di bidang pendidikan. Apalagi dana yang dibutuhkan tidaklah sedikit. Bila diestimasikan, waktu itu ia membutuhkan Rp 200 juta. Pada tahun 1988, nilai uang sejumkah itu sangatlah besar. Setelah menawarkan proposal ke beberapa orang, akhirnya ia dapatkan juga. “ Saya sempat menawarkan proposal bisnis itu kepada beberapa orang. Baru orang ke tujuh yang bersedia. Beliau adalah Bapak Alex Arifin,” kenang Syahrial. Kemudian pada tahun 1999, Bapak Alex Arifin mundur sebagai pemegang saham.
Maka pada 29 Maret 1989 berdirilah LP3I. Saat itulah Syahrial mulai sibuk menyiapkan kantor barunya. Pada tahun pertama, Syahrial menangani sendiri bisnis pendidikannya; mulai dari mencari pegawai baru sampai mengurus iklan di Koran untuk mencari peserta didik di LP3I. Tampaknya, tak begitu sulit Syahrial menjalani usahanya itu. Denagn pengalamannya menjadi General Manager di koperasi mahasiswa Unpad, is sudah terbiasa memenej pekerjaannya sendiri.
Agar usahanya bisa maju, Syahrial tak pandang waktu dalam bekerja. Semua tenaga dan pikirannya terfokus untuk membesarkan LP3I. Maklum, pada saat itu telah berdiri lebih dari 300 lembaga pendidikan kursus di Jakarta yang menjadi saingannya.
Dalam merintis dan membangun LP3I, hambatan itu selalu ada. Jujur saja, hambatan-hambatan yang dihadapi pada awal memulai usaha, bila kita tidak memiliki kesiapan mental dalma mengahadapinya, usaha yang kita rintis takkan berjalan. Namun demikian banyak hikmah yang bisa diraih ketika kita bersabar dan kreatif dalam menghadapinya. Dari pengalaman , stidaknya ada enam hala yang harus dimiliki dalam menagatasi hambatan dalam merintis usaha LP3I, yaitu : 1) kemauan dan keyakinan yang kuat, 2) memiliki pengalaman sukses baik diri sendiri maupun orang lain 3) menguasai jenis usaha yang akan dijalani, 4) memiliki cukup banyak realsi, 5) memiliki modal dana baik dari diri sendiri maupun pinjam ke personal atau bank, serta 6) mempunyai integritas yang baik seperti jujur, percayadiri dan optimis serta tidak mudah putus asa.
Satu hal lagi yang dapat mengokohkan usaha dari terpaan dan hambatan yang dihadapi adalah etos kerja dan kerja keras. Menurut M. Syahrial sebagai founder LP3I,untuk memiliki etos kerja yang tinggi, selayaknya orang-orang yang terlibat dalam usaha ini memliki hal-hal sebagai berikut ini yaitu : visi hidup ini ibadah. Untuk mendapatkan hakikat visi hidup sebagai ibadah, salah satu untuk membentuk hal itu adalah dengan cara I’tikaf untuk karyawan laki-laki. Berdasarkan pengalaman M. Syahrial setelah menjalani proses latihan cara I’tikaf selama 40 hari pada tahun 1997,2005,2007 dan 2010, membawa hikmah yang luar biasa, baik bagi diri sendiri, keluarga, maupun lingkungan usaha.
Mulai Berada Pada TRACK YANG TEPAT
Dalam menjalankan dan mengembangkan LP3I,Syahrial sangat memperhatikan 3 hal yaitu Pemodal, Relasi, dan Manajemen. Ketiga unsure tersebut harus saling melengkapi dan sinergi. Dan yang tak kalah pentingnya adalah visi. Ibarat orang mengendarai kapal layar, ia harus mengetahui ke mana kapalnya akan berlayar. Hal itu harus di sampaikan kepada semua awak ya ikut bersamanya. “ Denagn demikian, ketika bisnis ini berjalan tidak ada yang bingung bisnis ini mau ke mana. Itulah visi !” tegas Syahrial.
LP3I saat berdiri mempunyai visi menjadi lembaga pendidikan dan keterampilan nomor satu terbaik di Indonesia.
Semangat visi ini dituangkan secara formal : Menjadi Lembaga Pendidikan yang terus menerus menyelaraskan kualitas pendidikannya dengan kebutuhan dunia kerja dalam pembentukan Sumber Daya Manusia yang professional, beriman dan bertaqwa.
Guna mencapai visi yang telah ditetapkan, maka di antara misi LP3I adalah :
  1. Mencetak sumber jadaya manusia yang siap kerja dengan kemampuan yang terampil dan professional.
  2. Membentuk kepribadian Sumber Daya Manusia yang memilki jwa dan kemampuan berwirausaha.
  3. Membentuk Sumber Daya Manusia yang mberbudi luhur.
  4. Membangun jaringan kemitraan dengan dunia usaha dan industry serta aosiasi profesi di dalam dan luar negeri.
  5. Memiliki networking dengan penggunaan tekhnologi informasi dan komunikasi.
  6. Menjadi lembaga pendidikan terbaik dengan kualitas berstandar internasional.
  7. Memiliki jaringan di dalam dan luar negeri.
  8. Menjadi lembaga pendidikan yang dipercaya dan bermanfaat bagi masyarakat.
  9. Memberikan kesejahteraan dan rasa aman bagi karyawan dan keluarganya
  10. Fase Bertumbuh (1991-2018)
Animo Masyarakat Tinggi : Saat yang Tepat MEMBUKA CABANG-CABANG
Model pendidikan LP3I yang berbasis link and match telah banyak melahirkan lulusan yang berkualitas., siap kerja dan memiliki daya saing di dunia kerja.
Karenanya 95% lulusan hasil pendidikan LP3I begitu lulus segera dapat bekerja di perusahaan. Kondisi ini selain memberikan kegembiraan bagi mahasiswa yang bersangkutan, juga bagi perusahaan yang terbantu dalam pengadaan SDM yang handal sesuai kualifikasi industri. Selain itu, tentu menjadi kebaagiaan tersendiri bagi para orang tua yang bersangkutan. Kenyataan seperti ini telah menjadi buah bibir yang menyebar pada masyarakat luas dan meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada LP3I.
Melihat animo masyarakat yang demikian besar, maka dalam upaya memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat serta semangat melahirkan pengusaha yang peduli pada pendidikan, muncullah ide untuk membuka cabang-cabang LP3I di berbagai kota dan kabupaten. Konsep pembukaan cabang dilakukan dengan model kerjasama dan waralaba.
Walaupun pada tahun 1997-1999,Indonesia tengah menagalami krisis ekonomi dan moneter , justru pada era ini LP3I mampu meembuka lebih dari 20 cabang yang tersebar di jabodetabek dan kota-kota besar di Indonesia.
Program pembukaan cabang LP3I terus dikembangkan. Dan hingga saat ini terdapat 48 cabang LP3I Bisnis College dan 100 Cabang LCC.
LP3I Lahirkan Perguruan Tinggi Berbasis Vokasi
Diawali dari banyaknya usulan para manajer HRD dan tuntutan karir dari para alumni LP3I yang telah bekerja di berbagai perusahaan, menghendaki adanya pendidikan formal berbentuk pendidikan tinggi. Trend ini semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Sejalan dengan itu, maka pada akhir 1999 dan awal tahun 2000, LP3I mengusulkan pendirian perguruan tinggi vocational kepada Menteri Pendidikan Nasional (pada waktu itu) melalkui Direktorat Pendidikan Tinggi.
Dan bersyukur pada Allah SWT LP3I mendapat ijin operasional pendirian tiga politeknik yaitu Polikteknik LP3I Bandung (2003), Politeknik LP3I Medan (2004) dan Politeknik LP3I Jakarta (2003).
Denagn kehadiran tiga politeknik telah memberikan semacam dsarah segar dan memantapkan diri bahwa LP3I memiliki konsen pada Pendidikan Tinggi. Walaupun demikian, LP3I masih tetap mengembangkan program business college dan kursus-kursus.
Sinergi dan Semangat Team : Lompatan Kerjasama Membangkitkan Perguruan Tinggi
Disadari benar bahwa pencapaian LP3I merupakan buah dari kesatuan hati dari tim manajemen yang penuh dedikasi dalam dunia pendidikan. Kekompakan tim telah mendorong sinergitas antara satu anggota tim dengan anggota tim lainnya. Bahkan hal ini pun memmberikan inspirasi yang kuat untuk menjalin kerjasama dengan sejumlah tokoh terkemuka untuk membangun pendidikan tinggi lainnya.
Pada tahun 1997, tim manajemen LP3I diminta untuk alih kelola Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia (STIAMI) yang didirikan yayasan Illomata pada 27 Jan 1983. Walaupun secara kelembagaan LP3I tidak secara langsung memiliki share kepemilikan di STIAMI, kepecayaan ini semakin meneguhkan LP3I untuk semakin serius terjun pada dunia pendidikan tinggi.
Kepercayaan masyarakat dan pemerintah kepada STIAMI semakin berkembang sehingga STIAMI kembali dipercaya untuk menyelenggarakan program diploma III dan Pasca Sarjana Magister Jurusan Administrasi (S2/M.Si),demikian juga dengan kehadiran STIA Banten sebagai kembaran dari STIAMI.
Pada tahun 2007, LP3I mendapat kepercayaan untuk alih kelola dan kepemilikan Univesitas Az Zahra.
Universitas Az Zahra didirikan pada tahun 1995, dengan Rektor pertama Prof. Dr. Baharuddin Lopa, SH (Alm) yang kemudian digantikan oleh Dr. KH. Tarmizi Taher MD. Setelah melalui proses terdaftar pada tahun 1997-1998, pada tahun seluruh fakultas yang dimiliki sesudah terakreditasi oleh BAN-PT.
Pada tahun 2004, Universitas Az Zahra mendirikan program pascasarjana, dengan program studi Magister Perbankan dan Keuangan Syariah, yang mendapatkan Surat Keputusan Pembentukan Program Studi dari Departemen Agama, Direktur Jenderal Pendidikan Islam pada tanggal 18 Agustus 2004 dengan nomor : DJ.II/275/2004, yang beralamat di Jl, Jatinegara Barat No. 144, Kampung Melayu Jakarta Timur.
Fase Bekembang (2005-sekarang)
Kelahiran Cabang-Cabang LCC yang Cepat
Kebutuhan dan keinginan masyarakat terhadap bimbingan belajar dalam satu dasawarsa terakhir yang semakin meningkat, mendorong LP3I untuk dapat menyediakan layanan bimbingan belajar.
Namun secara kelembagaan, karena bimbingan belajar memiliki keunikan, maka dibentuklah LCC atau LP3I Course Center.
Dalam perjalanannya, ternhyata respon masyarakat dan minat usaha yang sangat tinggi, maka LCC di berbagai wilayah di Indonesia dalam kurun waktu yang tidak lama sudah mencapai 100 cabang.
Kepakan Sayap LP3I Business College
LP3I BC telah merambah secara nasional. Telah ribuan alumni LP3I yang telah berkontribusi dan berkarya di berbagai perusahaan maupun berwirausaha. Tentu ini merupakan kebanggaan bagi kita semua. Bangga karena mereka telah memberikan konstribusinya pada pembangunan ekonomi daerah maupun ekonomi nasional.
LP3I BC di Indonnesia akan selalu berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat dan masyarakat industry dengan aneka program pendidikan bermutu. Bersamaan dengan perkembangan LP3I Business College yang semakin melebarkan sayapnya, Bapak Fahmi Idris bergabung di LP3I sebagai Komisaris Aktif 2010. Maspuknya Bapak Fahmi Idris semakin memberikan penguatan dan akselerasi pada tokoh dan pengusaha nasional.

Pelan Tapi Pasti LP3I Merajut Kekuatan Mengembangkan Pendidikan Tinggi Berkualitas
Peningkatan mutu pendidikan di perguruan tinggi mendesak untuk segera dilakukan perbaikan. Peningkatan mutu itu pada dasarnya dapat dilakukan dengan strategi merubah salah satu dari sub sistem : manusia, struktur, teknologi dan proses organisasi. Kaitannya dengan kajian strategi peningkatan lulusan bermutu di perguruan tinggi, perubahan itu dilakukan pada subsistem manusia dan teknologi yang meliputi : 1) mahasiswa yang di didik 2) dosen sebagai pendidik dan pengajar 3) sarana dan prasarana.
Untuk mendapat mahasiswa dengan bibit yang terbaik , dapat dilakukan dengan sistem seleksi yang hanya mempertimbangkan mutu, bukan target jumlah mahasiswa sehingga output (lulusan) yang dihasilkan dapat diminati di pasar bursa tenaga kerja. Dosen selain sebagai pengajar, sekaligus sebagai pendidik yang mendidik calon ekonom menjadi manusia yang berakhlak sebagaimana tujuan dari pendidikan. Untuk melaksanakan fungsi itu, dosen harus memiliki jabatan fungsional dan meningkatkan kemampuannya melalui pendidikan ke jenjang S2 ataupun S3 serta berbagai kegiatan seminar ataupun pelatihan. Begitu pun dengan sarana dan prasarana, yang meliputi gedung perkuliahan yang sangat memadai berdasarkan standar pendidikan tinggi serta perlengkapan praktek mahasiswa di laboratorium ataupun komputerisasi yang memadai.
LP3I telah sejak lama terus berupaya untuk dapat menjadi lembaga pendidikan kebanggan nasional. Namun demikian ke depan, hendaknya LP3I diperhitungkan secara internasional. Hal ini sejalan dengan tantangan era globalisasi. Dalam era globalisasi institusi pendidikan dituntut harus melakukan peran dalam meningkatkan kemampuan daya saing bangsa agar berpartisipasi dan bersaing dalam percaturan dunia. Berdasarkan kondisi tersebut, mutu pendidikan harus selalu ditingkatkan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta dapat menerapkannya untuk kesejahteraan masyarakat.
Setiap perguruan tinggi yanpg bernaung di bawah LP3I hendaknya hadir menjadi perguruan terkemuka di Indonesia yang menerapkan strategi pengembangan sejalan dengan paradigm baru perguruan tinggi yang digariskan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Paradigma ini mengandung elemen-elemen antara lain : otonomi, evaluasi, akreditasi dan akuntabilitas.
Bukanlah hal yang musthail jika perguruan tinggi di bawah naungan LP3I merubah strategi daru iniversitas pendidikan menjadi universitas riset yang unggul dan berkelas dunia. Untuk itu mesti terjadi perbaikan yang terus menerus tiada henti.
Dalam catatan kita, saat ini LP3I telah memiliki lima politeknik, empat sekolah tinggi, satu akademi dan satu unversitas.
Secara rinci dapat disampaikan itu : Politeknik LP3I Bandung,Politeknik LP3I Jakarta, Politeknik LP3I Medan, Politeknik Nasional LP3I Makasaar dan Politeknik PGRI Serang; STIA Banten, STMIK Bina Sarana Global, STIAMI, STIM Sukma, ASMI Banjarmasin dan Universitas Az Zahra.

Harapan ke Depan : Perlunya Semangat Baru Hadapi Perubahan
Setidaknnya ada lima pilar dalam mengelola lembaga pendidikan. Pertama, kejelian melihat model pendidikan yang tepat. Menjadi aneh ketika memilih mengelola lembaga pendidikan yang justru berlawanan dengan angin tren yang berkembang ke depan. Kedua, keunikan. Dalam mengelola lembaga pendidikan, manajemen harus dapat memotret jauh-jauh hari betapa lembaga pendidikan menjadi pusat keunggulan. Ketiga, melakukan ekspansi, baik itu penambahan modal maupun program. Faktor keempat, leadership. Pemimpin yang baik dalam mengelola lembaga pendidikan adaah pemimpin yang dapat emnjadi panutan bagi jajaran civitas akademika termasuk para peserta didiknya atau mahasiswa. Selain itu, pemimpin juga harus dapat membawa biduk lembaga pendidikan menuju pantai kemajuan. Keliam, transparansi dan good governance. Sudah banyak bukti bahwa bisnis yang tidak transparan dan good governance tidak akan suistanable. Kita bisa saja menang sesaat, tetapi tidak sustainable.
Untuk menjalankan lima pilar itu tentu tidak mudah bagi kita. Kita suka tidak suka harus berusaha keras serta berusaha cerdas secara simultan. Kita juga harus merubah budaya kucing menjadi budaya cheetah. Budaya kucing yang hanya menunggu diberi makan dan baru mau bergerak kalau sudah ada makanan. Tidak seperti buadaya cheetah yang mengejar mangsanya dengan sangat cepat. Bahkan sangat mungkin untuk menuju LP3I yang semakin besar dan diperhitugkan secara internasional, suka tidak suka LP3I harus melakukan repositioning.
Sembari memperkuat kualitas infrastruktur maupun suprastruktur secara bertahap pada lembaga-lembaga pendidikan yang berada di naungan LP3I, berdasarkan brenchmarking apad lembaga pendidikan terkemuka, telah dirintis beberapa unit usaha yang diharapkan dapat memberikan konstribusi positif terhadap perkembangan LP3I ke depan. Saat ini LP3I tengah menggarap beberapa unit usaha yang bergerak di bidang media remaja (majalah youngster), air mineral dalam kemasan (hexaqua), Properti, Pertanian, Penerbitan (Lentera Ilmu), Percetakan (Lentera Printing).
Perkembangan unit-unit usaha, bukan saja untuk memperkuat LP3I secara kelembagaan dalam jangka panjang, juga diharapkan memberikan ruang yang terbuka untuk semakin tumbuhkan para wirausahawan muda Indonesia yang tangguh dan berdaya saing.
Berkaitan dengan pengembangan wirausahawan muda itu pula, M. Syahrial sebagai founder LP3I, telah membentuk rumah entrepreneur dan LP3I entrepreneur center. Selain itu didirikan SEQ (Siritual Emotional Quotient) Center dan Lembaga Insan Sempurna.

Leave a Reply