Shalat Jenazah
Hukum dan Tujuan Shalat Jenazah
Hukum shalat ini adalah fardhu kifayah. Dimaksudkan untuk mendo’akan orang yang telah meninggal agar mendapatkan magfirah (ampunan) dari Allah Swt, kehidupan yang bahagia di alam kubur dan akhirat.
Pelaksanaannya dapat dilakukan sendirian ataupun berjamaah. Sebagai Imam atau munfarid (sendirian) dianjurkan menghadap kepala jenazah bila mayit laki-laki, dan menghadap pantat jenazah jika mayit perempuan.
Dan kadang Shalat jenazah dilakukan tanpa kehadiran mayat, yang biasa disebut Shalat Ghaib. Tata cara shalat ghaib akan dibahas kemudian.
Syarat Shalat Jenazah
Syarat Shalat Jenazah sama halnya dengan shalat lainnya. Seperti harus menghadap kiblat, harus menutup aurat, suci dari hadats kecil dan besar, dan suci badan serta pakaian.
Tata Cara
Berikut ini tata cara melakukan sholat Jenazah:
1. Berniat untuk shalat sunnah Jenazah (mayyit)
Lafaz:
ا ُصَلّيِ عَلٰي هٰذَ الْمَيِّتِ اَ رْ بَعَ تَكْبِيْرَا تٍ فَرْ ضَ الْكِفَا يَةِ مَأْ مُوْ مً لِلّٰهِ تَعَا لٰي.اَ للّٰهُ ا َكْبَرُ
Latin:
Ushallii ‘alaa hadzal mayyiti arba’a takbiiraatin fardhal kifaayati ma’muuman lillaahi ta’alaa. (untuk mayit laki-laki)
Ushallii ‘alaa haadzihil mayyiti arba’a takbiiraatin fardhal kifaayati ma’muuman lillaahi ta’aalaa.(untuk mayit perempuan)
Artinya:
“Aku niat shalat atas mayit ini empat takbir fardhu kifayah karena Allah”
2.Takbir pertama, Takbiratul ihram dan membaca surah al-Fatihah, tidak membaca surah lain.
3. Takbir kedua, membaca shalawat, Lafaz:
اَللّٰهُمّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Latin:
Allahuma Shalli ‘Alaa sayyidina Muhammad
4.Takbir ketiga, membaca doa ini, Lafaz:
اَللّٰهُمّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ
Latin: Allahummaghfir (lahuu/lahaa) warhamhu wa’aafihii wa’fu’anhu
Artinya: Ya Allah ampunilah dia (mayit laki-laki/mayit perempuan), berikan rahmat dan sejahtera dan maafkanlah dia.
Akan lebih sempurna dengan membaca do’a ini:
– Mayit Laki-laki/perempuan
اَللّٰهُمّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهِ مِنْ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنْ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ أَوْ مِنْ عَذَابِ النَّار
Latin:
Allahummaghfir lahu (lahaa) warhamhu (haa) wa’aafihii (haa) wa’fu ‘anhu (haa) wa akrim nuzulahu (haa) wawassa’madkhalahu (haa) waghsilhu (haa) bil-maa’I watstsalji wal-baradi wanaqqihi (haa) minal-khathaayaa kamaa yu-naqqatats-tsaubul-abyadhu minad-danasi waabdilhu (haa) daaran khairan min daarihi (haa) wa ahlan khairan min ahlihi (haa) wa zaujan khairan min zaujihi (haa) wa adkhilhul jannata wa a’iduhu min ‘adabil qabri wa ‘adzabin naar
Artinya:
“Ya Allah, ampunilah dia, dan kasihanilah dia, sejahterakan ia dan ampunilah dosa dan kesalahannya, hormatilah kedatangannya, dan luaskanlah tempat tinggalnya, bersihkanlah ia dengan air, salju dan embun. Bersihkanlah ia dari segala dosa sebagaimana kain putih yang bersih dari segala kotoran, dan gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya yang dahulu, dan gantikanlah baginya ahli keluarga yang lebih baik daripada ahli keluarganya yang dahulu, dan peliharalah ia dari siksa kubur dan azab api neraka.”(HR. Muslim)
Keterangan: Jika mayit perempuan kata lahu menjadi lahaa.
– Jika mayit anak-anak doanya adalah:
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْهُ فَرَطً ا لِاَبَوَيْهِ وَسَلَفًا وَذُخْرًا وَعِظَةً وَاعْتِبَارًا وَشَفِيْعًا وَ ثَقِّلْ بِهِ مَوَازِيْنَهُمَا وَاَفْرِغِ الصَّبْرَعَلىٰ قُلُوْبِهِمَا وَلاَ تَفْتِنْهُمَا بَعْدَهُ وَلاَ تَحْرِ مْهُمَا اَجْرَهُ
Latin:
Allahummaj’alhu faraa tan li abawaihi wa salafan wa dzukhraa wa’idhotaw wa’tibaaraw wa syafii’an wa tsaqqil bihii mawaa ziinahuma wa-afri-ghish-shabra ‘alaa quluu bihimaa wa laa taf-tin-humaa ba’dahu wa laa tahrim humaa ajrahu
Artinya:
“Ya Allah, jadikanlah ia sebagai simpanan pendahuluan bagi ayah bundanya dan sebagai titipan, kebajikan yang didahulukan, dan menjadi pengajaran ibarat serta syafa’at bagi orangtuanya. Dan beratkanlah timbangan ibu-bapaknya karenanya, serta berilah kesabaran dalam hati kedua ibu bapaknya. Dan janganlah menjadikan fitnah bagi ayah bundanya sepeninggalnya, dan janganlah Tuhan menghalangi pahala kepada dua orang tuanya.”
5. Takbir keempat, membaca do’a ini, Lafaz:
اَللّٰهُمَّ لاَ تَحْرِمْناَ أَجْرَهُ وَلاَ تَفْتِنَا بَعْدَهُ وَاغْفِرْ لَناَ وَلَهُ
Latin: Allahumma laa tahrimna ajrahu wa laa taftinnaa ba’dahu waghfirlanaa wa lahu
Artinya: Ya Allah jangan lah kiranya, pahalanya tidak sampai kepada kami (janganlah Engkau meluputkan kami akan pahalanya), dan janganlah engkau memberi kami fitnah sepeninggalannya dan ampunilah kami dan dia.
6. Salam, memalingkan muka ke kanan dan ke kiri.
Shalat Ghaib
Tata cara shalat ghaib sama dengan shalat jenazah, hanya berbeda pada niatnya. Dengan disebutkan atas mayit ghaib.
1. Berniat untuk shalat Ghaib
Lafaz:
ا ُصَلّيِ عَلٰي هٰذَ الْمَيِّتِ (فُلَا نٍ) اَلْغَا ئِبِ اَ رْ بَعَ تَكْبِيْرَا تٍ فَرْ ضَ الْكِفَا يَةِ مَأْ مُوْ مً لِلّٰهِ تَعَا لٰي.اَ للّٰه ا َكْبَرُ
Latin:
Ushalli ‘alaa mayyit (fulan) al-ghaa’ibi arba’a takbiraatin fardhal-kifayaati lillaahi ta’alaa. Allahu Akbar
Artinya:
“Aku niat shalat atas mayit ini (fulan) ghaib empat takbir fardhu kifayah karena Allah”